Dark/Light Mode

Politisasi Doa

Senin, 25 Februari 2019 06:53 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Entahlah. Apakah harus dianggap sebuah normalitas atau abnormalitas ketika politik telah merasuki wilayah-wilayah yang seharusnya sakral.

Ritual doa’ yang sejatinya penuh kekhusukan, keheningan, dan keteduhan, telah berubah menjadi sumber huru-hara, keberisikan, dan kegaduhan.

Di saat-saat sekarang tidak mudah mendeteksi mana doa’ yang tulus dan mana doa’ yang penuh dengan muatan politis. Tidak mudah karena doa’ yang dipanjatkan dikontekskan di sebuah event politik yang hawanya sudah mulai memanas.

Baca juga : Rebutan Lahan

Tak heran bila terbangun ritual doa’ telah dikapitalisasi sedemikian rupa untuk menangguk keuntungan politik. Doa dianggap bermasalah sejak awal perhelatan kampanye Pilpres.

Beberapa yang menyedot perhatian ialah tentang ‘doa’ yang tertukar’ dan doa’ Munajat 212. Sangat miris. Jijik. Doa’ telah menyulut api pergunjingan, saling hina antara kedua kubu pendukung.

Content doanya tidak ada yang salah namun konteks dan situasi doa’ yang dibacakan menjadikan doa’ sebagai tersangka utama terbakarnya emosi massa politik.

Baca juga : Tata Krama & Debat

Pro kontra yang menjadi pemantik api yang membuat amarah kedua blok pendukung semakin mendidih. Jangan sampai terus dipanaskan, bisa meledak. Kita ingin sekali kontestasi Pilpres ini steril dari isu-isu sensitif agama dan urusan personal.

Kita berharap ruang-ruang publik diisi, dihiasi, dan dipenuhi tayangan, bacaan, dan kajian menyangkut perbaikan kebijakan publik. Program-programnya menyentuh kepentingan khalayak tingkat akar rumput.

Munajat doa dilakukan dalam diam saja. Dalam suasana yang khidmat, bukan suasana yang rusuh. Sungguh tiada ketentraman bila doa dipanjatkan dalam suasana panas. Bisa-bisa jauh dari qobul. Jauh dari barokah.

Baca juga : Menyerang Pribadi

Semua pihak harus segera menyadari bahwa Pilpres merupakan perhelatan yang harus disikapi dengan santai, tenang dan tidak penuh dengan perasaan dan ujaran kebencian satu lain.

Ini bisa merusak tatanan kerukunan antar sesama anak bangsa. Berdoalah dengan benar dan penuh sopan santun. Untuk kebaikan kita semua.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.