Dark/Light Mode

Mental Impor

Rabu, 31 Maret 2021 06:19 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

 Sebelumnya 
Kalau sebuah negara ternyata sebaliknya, lebih besar volume impornya, maka pemerintah dan bangsa ini gagal mentransformasi diri secara radikal. Selama ini bangsa kita masih dikategori sebagai importir dalam banyak hal pokok seperti pangan, sandang, papan. Kita masih bermental konsumen bukan produsen.

Baca juga : `Mahalnya Politik Pangan`

Kalau rezim banyak kegiatan impornya maka tanda kegagalan leadership. Pemimpin tidak punya nyali melawan mafia impor. Tidak punya kekuatan mendorong rakyat untuk membangun jiwa ekspansif dan tampil menjadi pemain global.

Baca juga : Demokrat, Oposisi Dan Demokrasi

Lalu yang terjadi kita menjadi bangsa konsumen. Maunya ngimpor terus. Lahan dan potensi kekayaan tidak dimanfaatkan sebagai kekuatan. Selalu gagal membangun kemandirian. Sungguh ironi memang. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.