BREAKING NEWS
 

Tantangannya Data, Bukan Duit

Rp 440 Triliun Cukup Untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem

Reporter : FAJAR EL PRADIANTO
Editor : ACHMAD ALI FUTHUHIN
Jumat, 21 Oktober 2022 07:50 WIB
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan (PMPP) Sekretariat Wakil Presiden, Suprayoga Hadi. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Maka persoalan basis data ini perlu dibenahi. Kami berusaha agar exclusion error bisa tertangani bisa terjangkau,” tuturnya.

Di daerah sebetulnya sudah dibentuk tim koordinasi pen­anggulangan kemiskinan yang disingkat (TKPK). Tim tersebut malah dipimpin langsung oleh pejabat daerahnya.

Seperti wakil gubernur, wakil bupati, atau wakil wali kota. Tapi sayang tim ini belum semua daerah membentuknya.

Baca juga : Yuk Benahi Untuk Capai Financial Goals

“Jadi pencapaian target ke­miskinan ekstrem di 2024 adalah melalui konvergensi program dan data pensasaran,” terang dia.

Konvergensi atau pendekatan melalui intervensi pusat menu­rutnya sudah jelas karena dari sisi pendanaan sudah cukup memadai dari APBN. Saat ini pihaknya berkoordinasi supaya program yang dibentuk bisa lebih tepat sasaran.

Catatan exclusion error atau masyarakat yang tidak berhak menerima tetapi justru menerima bantuan juga disebut sebagai tantangan yang perlu diminimalisasi.

Baca juga : RI Siap Sapu Bersih Kemiskinan Ekstrem

Selain itu, persoalan lembaga pelaksana program menjadi satu tantangan lain untuk menuntaskan masalah kemiskinan ekstrem.

Dari pantauannya sejauh ini terjadi exclusion error di lapangan sebesar 57 persen. Sehingga wajar jika penyaluran program ini tidak tepat sasaran.

“Ke depan kami harapkan jan­gan sampai terjadi exclusion er­ror sampai 57 persen,” ucap dia.

Baca juga : Pertamina Siapkan Belanja Modal Rp 168 Triliun untuk Pengembangan EBT

Terpisah, Kepala BPS Margo Yuwono menilai data memiliki peran penting. Maka upaya yang dilakukan untuk menurunkan jumlah kemiskinan ekstrem adalah dengan memperkuat basis data.

Setelah soal data bisa dibenahi berikutnya adalah waktu dan multiintervensi kebijakan. Tidak cukup dengan bantuan sosial, upaya ini juga membutuhkan berbagai program pemberdayaan serta mengeluarkan sasaran pro­gram dari kantong kemiskinan.

“Artinya, target 2024 itu bisa saja terjadi, tapi butuh effort kolaborasi dari K/L bagaimana mencari kemiskinan ekstrem itu dengan data yang bagus, dengan program yang konvergen kepada kelompok yang menjadi sasaran,” tabdasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense