BREAKING NEWS
 

Puncak Wabah Corona Diperkirakan Awal Oktober

DKI Jangan Terlalu Lama Mikir Tarik Rem Darurat

Reporter & Editor :
SAIFUL BAHRI
Rabu, 19 Agustus 2020 07:34 WIB
Polisi memeriksa pengendara saat penerapan PSBB di Perbatasan Jakarta-Bekasi, Rabu (15/4). (Foto : Putu Wahyu/Rakyat Merdeka)

 Sebelumnya 
Lagi Dipikirin Rem Darurat

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku, lagi mikirin kemungkinan mengambil rem darurat. Kebijakan rem darurat salah satunya pernah diambil saat peniadaan CFD dan kawasan khusus pesepeda di 32 titik di seluruh Jakarta dan pemberlakuan ganjil genap. “Kami terus pantau hari-hari ke depan bagaimana kondisinya di Jakarta ini,” kata Anies di Balai Kota Jakarta.

Anies memastikan, pihaknya terus melakukan tiga hal yakni pengujian, penelusuran, dan perawatan secara serius. DKI Jakarta telah melakukan uji usap atau Polymerase Chain Reaction (PCR) empat kali lipat di atas standar minimal organisasi kesehatan dunia atau WHO demi menemukan orang yang telah terpapar agar bisa diisolasi.

Baca juga : Paksa Perusahaan Terapkan Kembali Kerja Dari Rumah

“Jadi bukan hanya angka yang perlu jadi perhatian, tapi ikhtiar mencari angka itu yang harus dilihat. Karena apabila di luar banyak orang yang terpapar tapi hanya sedikit yang dites, maka wabah akan terus melebar. Justru kita harus lebih agresif,” kata Anies.

Dengan jumlah tes yang banyak dan di atas standar WHO, kata Anies, akan diketahui tingkat rata-rata kasus positif atau positivity rate di Jakarta yang akurat dan dapat dipercaya.

Sejak awal wabah, lanjut Anies, di Jakarta angka positivity rate adalah 5,9 persen dari jumlah orang yang dites. Namun, Anies mengakui, dalam hitungan tiga pekan, Jakarta mengalami lonjakan tajam yang bergerak dari 5 persen hingga mencapai 8,9 persen. Akan tetapi, Jakarta masih berada di bawah nasional untuk “positivity rate” yang sepekan terakhir mencapai 15,9 persen dan sejak awal pandemi sebesar 13,1 persen.

Baca juga : Terapkan Lagi WFH Sampai Akhir Tahun

“Kondisi dikatakan aman apabila di bawah 5 persen, 5 persen hingga 10 persen membahayakan dan sangat bahaya jika di atas 10 persen,” ujar Anies.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria mengatakan, penghentian PSBB transisi belum diperlukan. Ada sejumlah indikator yang harus dipertimbangkan sebelum benar-benar menghentikan PSBB transisi. Antara lain positivity rate di Ibu Kota sudah di atas 10 persen.

Riza berdalih, meski angka rasio positif di Ibu Kota meningkat, sampai saat ini angka reproduksi aktif Covid-19 masih di angka 1,09. Maksudnya, satu orang masih berpotensi menyebarkan ke satu orang.

Baca juga : Gara-gara Skandal Seks, Australia Terpaksa Lockdown Melbourne

Selain itu, Riza juga meyakinkan, Pemprov DKI masih mampu menangani pasien Covid-19. Rumah sakit dan tenaga medis masih cukup untuk merawat pasien Covid-19. Selain itu, jumlah kasus Covid-19 dan jumlah pasien yang sembuh pun angkanya beriringan. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense