Dark/Light Mode

Ngeri, 440 Karyawan Positif Corona Di 68 Perkantoran

Terapkan Lagi WFH Sampai Akhir Tahun

Rabu, 29 Juli 2020 07:15 WIB
Ilustrasi kerja di rumah atau WFH. (Foto : Istimewa)
Ilustrasi kerja di rumah atau WFH. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aktivitas kenormalan baru disinyalir jadi pemicu merebaknya klaster penyebaran virus corona. Buktinya, 440 karyawan di 68 kantor di Ibu Kota belakangan diketahui positif Covid-19. Salah satu solusi menangani hal ini adalah menerapkan kembali Work From Home (WFH) hingga akhir tahun.

Hal ini disampaikan pakar epidemiologi dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman. Menurutnya, pemerintah perlu mengevaluasi pembukaan kantor yang bukan sektor penting. Sektor penting, lanjutnya, seperti kesehatan, bahan pangan, makanan, minuman, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, logistik, konstruksi, pelayanan dasar atau objek vital, industri strategis dan kebutuhan sehari-hari boleh buka dengan protokol kesehatan ketat.

‘’Sementara kegiatan perkantoran di luar itu, termasuk pendidikan, terapkan lagi WFH hingga akhir tahun,’’ saran Dicky.

Baca juga : Pake Masker Lagi, Trump Janjikan Vaksin Corona Di Akhir Tahun

Dikatakannya, penularan Covid-19 melalui micro droplet membuat potensi infeksi di dalam ruangan dua puluh kali lebih besar dibandingkan outdoor. Dia mencontohkan, kasus di Australia, yang positif Covid-19 di sana 80 persen berasal dari klaster perkantoran.

“Ruangan tertutup rawan penularan. Tapi jangan lupa kegiatan bersepeda bergerombol tanpa masker juga potensial terpapar,” ingatnya.

Pantuan Rakyat Merdeka, penerapan protokol kesehatan di perkantoran Jakarta kian kendur. Pakai masker dan jaga jarak diabaikan. Apalagi di kantin saat makan siang, kerumunan tak terhindarkan. Protokol kesehatan sesekali hanya dilaksanakan saat shift siang.

Baca juga : Wali Kota Bogor Terjunkan Tim Detektif Petakan Jumlah ODP

Saat malam, pemakaian masker, pengecekan suhu, dan cuci tangan di depan pintu masuk kantor tak dilakukan lagi. Ini dinilai sebagai penyebab 440 karyawan yang tersebar di 68 perkantoran di Jakarta terpapar virus corona atau Covid-19.

Lonjakan ini terjadi setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi berlaku sejak 5 Juni lalu. Sebelum aktivitas sosial dan ekonomi mulai dibuka lagi, termasuk aktivitas perkantoran saat PSBB transisi, jumlah pasien positif klaster perkantoran hanya 43 orang.

“Data ini menjadi perhatian kita bersama,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Dwi Oktavia.

Baca juga : Gugus Tugas: Jangan Kaget Dan Berpatokan Sama Angka

Dinkes DKI Jakarta mengimbau manajemen perkantoran semakin memperketat penerapan protokol kesehatan. Yakni menjaga jarak antar karyawan, pemakaian masker, dan membatasi jumlah karyawan yang masuk tak melebihi 50 persen dari kapasitas gedung.

“Perhatikan juga lokasi kantin kantor, jangan sampai berkerumun dan ngobrol berhadap-hadapan. Pastikan jaga jarak. Laksanakan pengukur suhu dengan thermo gun, karyawan pakai masker dan sering cuci tangan. Tidak enak badan, lebih baik tidak masuk kerja,” imbaunya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :