Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- PLN Indonesia Power UBP Priok Siap Amankan Pasokan Listrik Jelang Idul Adha
- Ambarat Ngarep Permanen Di Manchester United
- Timnas Ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia, Menpora Ikut Dapat Sanjungan
- Dukung Program Merdeka Belajar, Bank DKI Jalin Kerja Sama Dengan UNS Surakarta
- Italia Vs Albania, Gli Azzurri Ngarep Pertahankan Gelar
7 Tahun Diterapkan, Sistem PPDB Keluar Dari Rel Tujuan
Andreas Hugo Pareira: Buat SMA Baiknya Pake Sistem Nilai
Rabu, 12 Juli 2023 07:30 WIB
Sebelumnya
Kesenjangan seperti apa?
Perlakuan atau dukungan negara yang tidak seimbang antara sekolah negeri dan swasta. Hal ini menyebabkan adanya sekolah-sekolah favorit yang menjadi incaran para siswa dan orangtua. Terutama, mereka yang mampu.
Memangnya kenapa jika orangtua yang mampu, mengincar sekolah favorit?
Persoalannya, jika itu dilakukan dengan segala cara, termasuk menyogok untuk bisa memasukkan anaknya ke sekolah favorit.
Baca juga : Satriwan Salim: Banyak Praktik Jual Beli Kursi Dan Pungli
Sistem zonasi dikritik Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) karena dianggap sumber masalah dalam PPDB. Bagaimana tanggapan Anda?
Sebenarnya, ide dasar zonasi itu baik. Yaitu, untuk mendekatkan siswa dari aspek jarak dengan sekolah.
Tapi muncul kecurigaan, oknum orangtua dan oknum pihak sekolah melakukan kecurangan agar anak tertentu dapat diterima di sekolah yang dituju. Tanggapan Anda?
Ini terjadi karena tidak meratanya kualitas sekolah. Inilah yang menyebabkan terjadinya penumpukan minat pada sekolah favorit. Hal ini berakibat terjadinya manipulasi yang dilakukan oknum orangtua dengan oknum pihak sekolah, agar anak itu bisa masuk sekolah favorit.
Baca juga : Andreas Hugo Pareira: Masa Jabatan Ketum Parpol Tak Diatur UUD
Kalau begitu, apa saran Anda terkait proses penerimaan murid baru?
Untuk mengatasi ini, seharusnya hanya menggunakan satu kriteria penerimaan siswa. Yaitu, record belajar dan/atau tes masuk bagi siswa.
Untuk semua jenjang pendidikan?
Kalau Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih tetap sistem zonasi. Tapi, SMA dan SMK seharusnya menggunakan satu kriteria saja. Yakni prestasi belajar, tes dan/atau seleksi record belajar siswa.
Baca juga : Andreas Hugo Pareira: Ada Dua Kriteria Utama Cawapres
Jadi, pendekatan untuk SD atau SMP bisa tetap zonasi, atau kombinasi secara persentase zonasi dan prestasi. Untuk SMA dan SMK, lebih baik hanya pendekatan nilai tes. [NNM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya