Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Perwira Kawan PMI, Jurus Pemerintah Lindungi Pekerja Migran
Lasro Simbolon : Gerakan Menghalau Semua Yang Negatif
Selasa, 19 Desember 2023 06:30 WIB
Sebelumnya
Bagaimana perspektif Anda mengenai Kawan PMI dan Perwira PMI di kawasan Asia Pasifik?
Ini adalah upaya kami merangkul kawan PMI (Pekerja Migran Indonesia). Yakni, dalam pelindungan dan pemberdayaan.
Pertama, pelindungan dari disinformasi rayuan atau pemaksaan bagi warga kita yang bekerja di luar negeri, tapi dengan cara yang tidak sehat, tidak prosedural. Jadi, gerakan komunitas ini sangat membantu kita.
Yang kedua?
Kedua, ini juga akan menghalau yang negatif, menyongsong yang positif dan akan menjadi perpanjangantangan Pemerintah di daerah, yang tentu bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda). Baik itu dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat desa.
Serta, melanjutkan campaign tentang peluang-peluang kerja di luar negeri yang bisa diraih atau diambil. Tentu dengan cara yang prosedural, dengan persyaratan-persayaratan teknis, kompetensi, bahasa dan softskill. Serta, persyaratan administrasi dokumen sehingga menjadi prosedural.
Apa perspektif berikutnya?
Baca juga : Pinjaman Pemerintah Kian Produktif, Hasilnya Mulai Dirasakan Masyarakat
Ketiga, Kawan PMI ini membantu Pemerintah di lapangan terhadap PMI kita yang bermasalah. Seperti diketahui, PMI bermasalah itu bisa karena deportasi, sebagian korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan kembali dalam bentuk sakit, eksploitasi bahkan jenazah. Nah, kawan PMI ini menjadi sahabat dan mitra kita di lapangan.
Kalau untuk Perwira PMI bagaimana?
Perwira PMI menjadi wadah. Karena kita percaya, kalau dikelola dengan baik, perangkat migran bisa menjadi juragan, itu terbukti kok. Ada capaian-capaian mereka yang di-share ke lingkungannya.
Kita melihat kalau ini dikelola menjadi wadah tukar pikiran, tentu dengan fasilitas dari Pemerintah, dan memberikan informasi tentang cara berbisnis, cara berkoperasi, cara mendapatkan permodalan bahkan sebelum itu proses perizinan. Sehingga, komunitas purna PMI ini akan maksimal literasi-literasi bisnis keuangannya.
Apalagi wadah ini lebih independen dan Pemerintah sifatnya memfasilitasi. Nah, dua gerakan ini meningkatkan idealisme negara, idealisme Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 dan idealisme BP2MI dengan mengupayakan PMI kita terhormat. Baik penempatannya, selama penempatan dan setelah mereka selesai bekerja.
Jadi, sebetulnya itu bebas kawasan, mau dari kawasan mana pun dia. Karena, BP2MI ada tiga kawasan ya.
Di mana saja itu?
Baca juga : Ditunjuk Pemerintah, Pos Indonesia Siap Salurkan BLT El Nino Sesuai Target
Di Kawasan Asia Afrika, saya sendiri baru seminggu di rotasi ke sana. Sebelumnya saya Deputi Kawasan Amerika dan Pasifik. Kedua, Kawasan Eropa Timur Tengah dan ketiga, Kawasan Amerika dan Pasifik. Jadi, dua ikhtiar ini tidak terlalu berbeda dari perspektif kawasan, hanya saja dalam sisi konteks ada beda. Yakni bukan jenis pekerjaannya, namun skala.
Kita tahu Asia Afrika ini adalah kawasan epicentrum penempatan. Sebagian PMI kita ditempatkan di Asia-Afrika. Malaysia, Taiwan, Hong Kong selalu menjadi juara itu. Terus sekarang Korea, Jepang dan tentu Brunei Darusalam dan Singapura. Itu menjadi episentrumnya. Tapi sayangnya, itu menjadi permasalahan menyangkut tantangan pelindungan.
Permasalahannya apa?
Karena sebagian besar korban-korban penempatan ilegal, pengirimannya ke negara-negara kawasan ini. Terutama negara tetangga, karena tidak ada kendala bahasa. Misal ke Malaysia, Brunei, Singapura dan negara-negara dengan segala macam modus. Seperti visa turis, visa ibadah, visa umroh.
Korban bujuk rayu itu dikirim melalui jalur udara, laut, perbatasan. Nah, harapan kita atas dua komunitas ini, bisa menjadi perpanjangan tangan Pemerintah di daerah untuk melakukan tugas-tugas kemanusiaan itu.
Jadi, fungsi dan tugas Kawan PMI dan Perwira PMI ini seperti apa?
Yang selalu digarisbawahi oleh Kepala BP2MI adalah, kesadaran ideologis melawan musuh negara dan itu adalah mindset dan harus terus dibangun. Kawan dan Perwira PMI bisa terus ke lapangan. Adanya image PMI yang dulu TKI dianggap atau diasosiakan sebagai yang banyak masalah, mendatangkan masalah dan tidak memiliki harkat, itu harus dilawan. Itu tidak benar.
Baca juga : Hari Guru, Pemerintah Dorong Percepatan Kesejahteraan Guru
Dia adalah warga negara pemberani, pejuang karena berani meninggalkan negeri dan keluarga demi memperjuangkan hari esok yang lebih baik. Keberanian dan kerja kerasnya untuk menyumbang negara ini, menjadi sumber devisa negara yang penting, nomor dua setelah migas.
Berkat devisa negara itu, tidak hanya ekonomi nasional saja, namun juga daerah karena dikirim ke keluarga di daerah-daerah. Mereka harus dihormati, bahkan sejak masih di dalam negeri dan saat bekerja di sana.
Kontribusi selain devisa bagi negara?
Mereka juga ikut mengentaskan kemiskinan, membantu Pemerintah mengurangi pengangguran, itu harus terus menjadi narasi publik, narasi positif kita bahwa mereka dengan keberaniannya itu membantu Pemerintah dan negara dengan menyumbang devisa, mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran.
Selain itu, sering dilupakan bahwa dari pengalaman kita, PMI yang berangkat dengan baik, mereka saat kembali ke Tanah Air menjadi sumber daya manusia (SDM) yang jauh lebih baik dan profesional, lebih disiplin, memiliki kompetensi dan memiliki etos kerja. Jadi ini adalah sekolah kehidupan saat keluar sana dengan interaksi antar budaya, wawasan yang global juga. NNM
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak edisi Selasa, 19 Desember 2023 dengan judul "Perwira Kawan PMI, Jurus Pemerintah Lindungi Pekerja Migran, Lasro Simbolon : Gerakan Menghalau Semua Yang Negatif"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya