Dark/Light Mode

Pasien Melonjak, Rumah Sakit Penuh

Vaksin DBD Untuk Warga Tolong Digratiskan Dong

Kamis, 4 April 2024 06:50 WIB
Seorang petugas Puskesmas DKI melakukan fogging atau pengasapan untuk membasmi nyamuk aedes aegypti, nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).(Foto: Rizki Syahputra/RM)
Seorang petugas Puskesmas DKI melakukan fogging atau pengasapan untuk membasmi nyamuk aedes aegypti, nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD).(Foto: Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus lonjakan demam berdarah dengue (DBD) terjadi empat kali dalam setahun. Untuk mencegah penyakit itu terus terulang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta didorong memberikan warga vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) gratis.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mendukung langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggencarkan seruan vaksinasi demam berdarah dengue (DBD). Apalagi kasusnya saat ini melonjak sehingga rumah sakit (RS) penuh. Namun diharapkan, Pemprov memberikan vaksin secara gratis kepada masyarakat.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat, saat ini ada 2 ribu kasus DBD di Ibu Kota. Dari jumlah itu, sudah ada warga yang meninggal dunia akibat DBD.

“Saya setuju kita gencarkan vaksinasi DBD. Pemprov me­mang harus memberikan perha­tian soal hal ini,” kata Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak E, di Ja­karta Pusat, Rabu (3/4/2024).

Baca juga : Misi Amankan Kursi Puncak

Jhonny menyebut, Pemprov DKI harus melakukan tindakan preventif dan kuratif. Sehingga kasus DBD tidak lagi menjadi permasalahan rutin setiap tahun.

Politisi PDI Perjuangan ini mengaku, saat ini tidak mem­persoalkan biaya yang dipatok Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dalam pelayanan vaksin DBD sebesar Rp 1 juta untuk dua kali suntik. Sebab, pemberian vaksin tersebut sangat dibutuhkan, terutama untuk anak-anak.

Menurut Jhonny, kasus DBD tidak pandang bulu, semua masyarakat bisa terkena penyakit itu. Bukan hanya warga yang tinggal di pemukiman kumuh, tapi semua kelas ekonomi.

Karena nyamuk aedes ae­gypti, penyebab DBD ini hidup di genangan air bersih.

Baca juga : Collins Pulangkan Badosa

Hal senada dilontarkan Ang­gota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak. Gilbert meminta, Pemprov meningkatkan sosialisasi vaksin DBD. Apalagi Pemerintah Pusat sudah mem­beri lampu hijau membolehkan pemberian vaksin DBD.

Diungkap Gilbert, berdasarkan laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Preven­tion/CDC) Atlanta, disebutkan bahwa keampuhan (efikasi) vaksin ini sebesar 80 persen un­tuk mencegah infeksi bergejala, masuk rumah sakit atau infeksi DBD berat. Selain itu, keam­puhan vaksin DBD dilaporkan dapat bertahan enam tahun.

Namun diingatkannya, sesuai anjuran CDC, pemberian vaksin mengharuskan pasien sudah ter­kena infeksi DBD dulu melalui tes laboratorium (serologi). Kemu­dian, pemberian vaksin diberikan pada anak minimal berusia 9 tahun.

“Namun informasi di masyarakat, usia minimal enam tahun tanpa tes laboratorium, sudah bisa menerima vaksin. Perbedaan anjuran CDC Atlanta dengan informasi di masyarakat, membutuhkan penjelasan dari Pemerintah,” tegasnya.

Baca juga : Duh, Islamophobia Di AS Makin Mengkhawatirkan

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berjanji akan menggencarkan vaksinasi DBD untuk mencegah meningkatnya kasus penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk tersebut.

Vaksin DBD terus berjalan, (Pemprov DKI Jakarta) terus memonitor bersama Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta),” kata Heru di Jalan Raya Kelapa Nias, Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Selasa (2/4/2024).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.