Dark/Light Mode

APBN Surplus 28 Triliun

Pengumuman...Pengumuman... Dompet Negara Lagi Tebel Nih

Kamis, 24 Februari 2022 08:51 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (Foto: Instagram/smindrawati)
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (Foto: Instagram/smindrawati)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di saat ekonomi masih sulit, ada pengumuman yang cukup melegakan. Sepanjang Januari 2022, APBN kita surplus Rp 28 triliun. Artinya, saat ini, dompet negara kita lagi tebel. Semoga dompet rakyat juga bisa ikut tebel. Amin.

Pengumuman APBN surplus itu, disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Kata dia, APBN surplus Rp 28,9 triliun per Januari 2022, atau setara 0,16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kondisi ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, yang mengalami defisit Rp 30,8 triliun.

Baca juga : Tommy Nyengir Aja Nih

Sepanjang Januari 2022, penerimaan negara mencapai Rp 156 triliun atau naik 54 persen dari Januari 2021, yang hanya Rp 100,7 triliun. Sedangkan belanja negara hanya Rp 127 triliun, atau turun 13 persen dibanding Januari 2022. "APBN kita mengalami perbaikan 33,7 persen dari defisit," urai Sri Mul, dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (22/2).

Penerimaan negara itu terdiri atas perpajakan sebesar Rp 134 triliun, naik 65 persen secara tahunan (year on year/yoy), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 22 triliun, atau naik 11 persen (yoy).

Baca juga : Sri Mulyani Putar Otak Cari Tambalan

Anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno happy mendengar pengumuman ini. Menurutnya, capaian ini merupakan permulaan yang baik. "PNBP masih kinclong. Penerimaan dari program pengungkapan sukarela wajib pajak (tax amnesty) mulai menuai hasil. Dan juga Bank Indonesia sudah membeli Surat Berharga Negara (SBN)," katanya, saat dihubungi, tadi malam.

Politisi senior PDIP ini paham, APBN bisa tidak selalu surplus setiap bulannya. Terlebih, APBN 2022 memang didesain defisit hingga 4,65 persen. Untuk itu, dia berpesan agar Pemerintah tidak euforia dulu dengan surplus ini. "Tetap hati-hati dan meningkatkan kualitas belanja secara serius (spending better)," pesannya.

Baca juga : BPIP: Kampus Sasaran Pengembangan Karakter Pancasilais

Berbeda dengan Hendrawan, peneliti Indef, Sugiyono Madelan menyebut, surplus APBN tersebut karena penyerapan anggaran di awal tahun masih rendah. Bahkan, belum terserap. Yang ada, baru pengeluaran untuk anggaran yang bersifat rutin. Sementara untuk realisasi tender proyek, belum ada. "Namun, surplus ini sesuatu yang baru dibandingkan tahun sebelumnya," ulas Sugiyono.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.