Dark/Light Mode

Ancaman Krisis Pangan Makin Genting

Syukurlah Stok Beras Indonesia Masih Aman

Rabu, 29 Juni 2022 07:25 WIB
Petani menampi padi di Sindarasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (13/6/2022). Perum Bulog menargetkan untuk menyerap gabah setara beras dari petani sebanyak 330 ribu ton pada puncak musim panen pertama 2022 untuk menjamin pasokan cadangan beras dalam posisi aman, dengan harga acuan Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp4.200 per kilogram. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/nz).
Petani menampi padi di Sindarasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (13/6/2022). Perum Bulog menargetkan untuk menyerap gabah setara beras dari petani sebanyak 330 ribu ton pada puncak musim panen pertama 2022 untuk menjamin pasokan cadangan beras dalam posisi aman, dengan harga acuan Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp4.200 per kilogram. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/nz).

 Sebelumnya 
Selain Bulog, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), yakni PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), juga berupaya memperkuat ketahanan ekonomi dari sisi pangan dan keberlanjutan agrobisnis.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menilai, penguatan pertahanan ekonomi dari segi pangan dan energi menjadi tugas utama Indonesia. Karena pada akhirnya, ketahanan suatu negara akan ditentukan oleh seberapa jauh sisi pangan dan energi dapat bertahan dan dikendalikan.

Untuk itu, pihaknya berupaya menciptakan inovasi yang tidak hanya meningkatkan produktivitas. Tetapi juga membangun inovasi.

Baca juga : Stop! Jangan Wacanakan Lagi Khilafah Jadi Sistem Pemerintahan di Indonesia

Salah satunya, ungkapnya, inovasi precision agriculture yang bertujuan membantu petani memilih pupuk yang sesuai dengan jenis tanaman dan lokasi. Ini agar tanaman dapat berkembang dengan baik. Mengingat salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah kondisi tanah.

“Inovasi PKT berupa precision agriculture atau PreciPalm yang dikembangkan saat ini untuk tanaman kelapa sawit dengan menghadirkan solusi pemilihan pupuk yang tepat,” katanya dalam keterangan resminya, Minggu (26/6).

Rahmad menjelaskan, inovasi ini menggunakan teknologi satelit sentinel yang bekerja dengan cara mengambil warna daun kelapa sawit, lalu dikonversikan menjadi kebutuhan pupuk.

Baca juga : KPK Pastikan Proses Penanganan Perkara Mardani Maming Sudah Sesuai Prosedur

“Kami bisa tahu kebutuhan yang sesuai di masing-masing lokasi dan disesuaikan dengan kondisi tanahnya,” terangnya.

Kesejahteraan Petani

Pengamat Pertanian dan Guru Besar IPB (Institut Pertanian Bogor) Dwi Andreas Santoso menekankan pentingnya menjaga harmonisasi dan koordinasi BUMN pangan, mulai dari Bulog hingga Badan Pangan dan ID Food, dalam menjaga ketahanan pangan.

Baca juga : Puan Komitmen Perjuangkan Cuti Lahiran, Arzeti: Bentuk Apresiasi Bagi Perempuan

“Selama ini mereka (BUMN Pangan) cenderung menjaga harga pangan di tingkat konsumen. Padahal, instrumen-instrumen lain di dalamnya sangat penting juga dijaga, seperti kesejahteraan petani,” ucap Dwi kemarin kepada Rakyat Merdeka.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.