Dark/Light Mode

Ajak Perkuat Ekonomi Syariah

Erick Gerah RI Keok Sama AS Dan Brazil

Senin, 8 Agustus 2022 07:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: ANTARA).
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: ANTARA).

 Sebelumnya 
Terkait dengan keinginan tersebut, sambung mantan bos Bank Mandiri ini, Kementerian BUMN mendorong integrasi bisnis PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk dengan unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (BTN), untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah dan perbankan syariah di Indonesia.

“Dalam memperkuat perbankan dan ekosistem ekonomi syariah, konsolidasi sangatlah penting. Sehingga sebagai alat negara, BSI dan unit usaha syariah BTN tidak berjalan sendiri-sendiri, namun saling menguatkan,” katanya di Jakarta, Rabu (3/8).

Integrasi itu merupakan amanat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Baca juga : Erick: Mau Sampai Kapan, Market Kita Cuma Nguntungin Negara Lain?

Dalam regulasi tersebut ditetapkan, bahwa unit usaha syariah yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional (BUK) harus melakukan spin off selambat-lambatnya 15 tahun setelah penerbitan Undang-Undang.

Artinya, unit usaha syariah harus terpisah dari induk BUK sebelum tahun 2023 berakhir. Kewajiban ini juga berlaku untuk unit usaha syariah yang sudah memiliki nilai aset 50 persen dari total nilai bank induk.

Menyoal ini, Pengamat Ekonomi Syariah Universitas Indonesia (UI) Yusuf Wibisono menilai, Indonesia berada di urutan keempat dunia dalam konsumsi produk halal, karena terlambat start menerapkan ekonomi syariah.

Baca juga : Perkuat Layanan Jemaah Haji, BSI Kolaborasi Dengan Garuda

Dia mencontohkan Malaysia. Negeri jiran ini mengembangkan keuangan dan perbankan syariah sejak tahun 1960-an. Dan memiliki lembaga pengelola dana haji keuangan syariah pertama di dunia. Sedangkan di Indonesia, baru muncul pada 2014, yakni BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji).

“Jadi wajar kalau kita jadinya tertinggal, karena memang telat dibandingkan negara lain yang sudah mulai jauh-jauh hari,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Yusuf yang menjabat Direktur Utama Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) ini melanjutkan, penyebab kedua Indonesia masih di bawah negara-negara dalam hal ekonomi syariah adalah, yakni kurang keberpihakan Pemerintah sebelumnya.

Baca juga : Ajak Masyarakat Pakai Kendaraan Listrik, PLN Gelar Parade di Bali

“Negara dengan ekonomi syariah terbesar di dunia tidak ragu investasi besar-besaran di sistem ini, Tujuannya, menciptakan ekosistem. Bukan cuma produknya halal, tapi juga hingga sektor jasa keuangannya yang halal,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.