Dark/Light Mode

Meski Ekonomi Dunia Loyo

OJK Pede Kinerja Jasa Keuangan Tetap Moncer

Rabu, 5 Oktober 2022 07:30 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri) dalam Konferensi Pers RDK (Rapat Dewan Komisioner) Bulanan September 2022 secara virtual, Senin (3/10). (Foto: Dok. OJK).
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri) dalam Konferensi Pers RDK (Rapat Dewan Komisioner) Bulanan September 2022 secara virtual, Senin (3/10). (Foto: Dok. OJK).

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) percaya diri (pede) stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga di tengah pelemahan ekonomi global. Bahkan, kinerja jasa keuangan di dalam negeri mengalami kenaikan.

Regulator perbankan ini menegaskan, sistem keuangan tetap berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional. Kendati saat ini terjadi pelemahan ekonomi dunia dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif. Serta peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, sebagai respons dari peningkatan tekanan inflasi, Bank Indonesia (BI) dan beberapa Bank Sentral negara utama di dunia, mengerek suku bunga kebijakan (policy rate). Dan berencana mempercepat laju pengetatan kebijakan, meski keputusan tersebut dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Ekonomi Global Goyang, OJK Sebut Sistem Keuangan Indonesia Masih Aman

Stance kebijakan moneter ini dilakukan oleh mayoritas Bank Sentral global, termasuk Bank Indonesia, yang menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Rate (repo rate) sebesar 50 bps (basis poin).

Hal ini mendorong kekhawatiran resesi global meningkat. Sehingga lembaga internasional seperti Bank Dunia, ADB (Asian Development Bank), dan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi global.

“Di tengah revisi ke bawah outlook pertumbuhan global, outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dinaikkan di tahun 2022 seiring dengan masih tingginya harga komoditas dan terkendalinya pandemi,” ungkap Mahendra dalam Konferensi Pers RDK (Rapat Dewan Komisioner) Bulanan September 2022 secara virtual, Senin (3/10).

Baca juga : Wilder Tantang 3 Jawara Kelas Berat

Indikator perekonomian terkini, sebut mantan Wakil Menteri Luar Negeri ini, mengkonfirmasi berlanjutnya kinerja positif perekonomian Indonesia. Di antaranya, terlihat dari neraca perdagangan yang melanjutkan surplus, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di zona ekspansi, dan indeks kepercayaan konsumen yang tetap optimis.

“Masih solidnya kinerja perekonomian domestik turut menjaga kinerja IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) relatif lebih baik dibandingkan negara kawasan di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global,” sebut mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu.

Tercatat hingga 30 September 2022, IHSG terkoreksi 1,92 persen mtd (month to date) ke level 7.040,80 dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp 3.055 triliun.

Baca juga : Urusan Sambo Pindah Ke Jaksa Agung

Secara year to date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 6,98 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 69,47 triliun.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.