Dark/Light Mode

Agar Investasi Bisa Tumbuh

JK Minta BI Turunkan Suku Bunga Acuan

Sabtu, 10 Agustus 2019 09:14 WIB
Wapres RI, Jusuf Kalla. (Foto : istimewa)
Wapres RI, Jusuf Kalla. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai suku bunga acuan BI 7-Days Repo Rate yang turun 25 bps atau sebesar 5,75 persen dianggap masih terlalu besar. Demi mendorong investasi, suku bunga acuan tersebut harus diturunkan lagi.

Usulan itu disampaikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di hadapan peserta Seminar Nasional Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Maju. Wapres meminta agar Gubernur BI Perry Warjiyo menurunkan kembali suku bunga acuannya guna mendorong investasi daripada meningkatkan kapital portofolio.

Baca juga : Atasi Tumpahan Minyak, Pertamina Kerahkan Semua Kekuatan

“Pak Perry, jadi jangan terlalu bangga dengan masuknya kapital portofolio karena itu akibatnya pada beban BI untuk menaikkan bunganya,” ujar JK di Jakarta, kemarin.

Ia menjelaskan, bila tingkat suku bunga tinggi, maka masyarakat akan lebih tertarik untuk menyimpan uangnya di bank. Sementara jika suku bunga rendah, maka mendorong tingginya investasi. “Teori dasar ekonomi itu, kalau interest (bunga red-) tinggi maka lari ke saving, kalau rendah lari ke investasi,” katanya.

Baca juga : Investasi Rp 40 M, Sharp Tambah Kapasitas Pabrik

Belajar dari pengalaman krisis tahun 98, kata JK, kesalahan pemerintah saat itu ialah mengikuti kemauan International Monetary Fund (IMF). Yakni dengan menaikkan suku bunga ketika terjadi peningkatan inflasi. “Begitu inflasi naik, naik lagi bunga. Padahal, ‘interest’ tinggi menyebabkan inflasi lebih tinggi lagi, jadi bunga mendorong inflasi. Nah, sekarang (inflasi) sudah rendah, rendahkanlah bunga,” tuturnya.

Menanggapi hal ini, Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya masih membuka ruang lebar untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya di tahun ini. Sejauh ini, selaku bank sentral pihaknya terus menerapkan kebijakan akomodatif guna menstimulus pertumbuhan ekonomi sekaligus menyesuaikan ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini.

Baca juga : Buffon Minat Pulang Kampung ke Juventus

“Sudah ada guidance, kita membuka ruang untuk kebijakan yang akomodatif. Baik itu dengan melonggarkan likuiditas ataupun penurunan suku bunga,” tegasnya.

Ia mengakui, tahun lalu BI agak sulit menerapkan kebijakan moneter. Namun, tahun ini pihaknya optimistis untuk menjaga stabilitas keuangan dalam negeri. “Kami sudak buktikan pelonggaran dengan penurunan suku bunga atau pun penurun Giro Wajib Minimum (GWM),” terangnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :