Dark/Light Mode

Mulai Langka Di Pasaran

Minyakita Tak Boleh Dijual Lewat Online

Minggu, 12 Februari 2023 06:45 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kanan) menunjukkan minyak goreng kemasan saat berkunjung di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, Sabtu (4/2/2023). Kunjungan Menteri Perdagangan ke pasar tersebut untuk memantau ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok di pasar tradisional itu. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kanan) menunjukkan minyak goreng kemasan saat berkunjung di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, Sabtu (4/2/2023). Kunjungan Menteri Perdagangan ke pasar tersebut untuk memantau ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok di pasar tradisional itu. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym).

 Sebelumnya 
Pedagang Ngeluh

Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Ahmad Choirul Furqon mengamini, Minyakita mulai sulit dicari di pasar tradisional.

Kalaupun ada, harganya su­dah jauh di atas ketentuan jual dari Pemerintah Rp 14.000 per liter. Bahkan di beberapa dae­rah, Minyakita dijual dengan harga Rp 16.000 hingga Rp 18.000 per liter.

Kondisi ini menyebabkan kenaikan harga komoditas terse­but. Pasalnya, minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia selain beras.

Baca juga : Airlangga Target Raup Devisa Ratusan Triliun

“Saat barangnya langka, harganya akan melambung di atas HET yang diterapkan Pemerintah,” kata Furqon di Jakarta.

Menurutnya, kondisi ini tidak wajar atau terhitung sebagai anomali, karena kelangkaan minyak goreng bersubsidi ini terjadi dua bulan menjelang Ra­madan.

“Kami mendapat keluhan dari banyak pedagang pasar di ber­bagai wilayah, seperti Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, harga minyak goreng subsidi ini sudah mencapai Rp 16.000 per liter. Tentu ini sangat merugikan banyak pihak,” ucapnya.

Karena itu, pedagang meminta Pemerintah segera mengurai permasalahan minyak goreng bersubsidi ini agar tidak berlarut-larut.

Baca juga : Awasi Pasokan Minyak Sawit

“Jangan sampai ada pihak tertentu yang sengaja membuat harga minyak goreng bersubsidi bergejolak. Dan mengambil kesempatan dari kondisi tersebut,” tegasnya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, kenaikan harga minyak goreng dan be­ras harus jadi perhatian serius Pemerintah, karena erat kaitan­nya dengan inflasi.

Menurutnya, Pemerintah ha­rus memperbaiki beberapa hal. Termasuk mengurangi tekanan inflasi yang menggerus daya beli akibat melambungnya harga pangan seperti minyak goreng dan beras.

Pekerjaan rumah Pemerintah tahun ini adalah mempertahankan konsumsi masyarakat agar ekonomi tetap tumbuh sesuai target.

Baca juga : 8 Februari, Rusia Minta Rapat Dengan Dewan Keamanan PBB

“Salah satu solusinya, dengan memperbaiki stimulus yang diberikan ke masyara­kat agar lebih baik lagi,” kata Tauhid di Jakarta, Selasa (7/2). â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.