Dark/Light Mode

Hadapi Banyak Tantangan, Pengusaha Logistik Kudu Kreatif

Jumat, 17 Februari 2023 09:16 WIB
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi saat berbicara dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) ke V-ALFI di Kalimantan Barat, Kamis (16/2). (Foto: Istimewa)
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi saat berbicara dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) ke V-ALFI di Kalimantan Barat, Kamis (16/2). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mendorong bisnis logistik makin kreatif. Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, bisnis logistik dan rantai pasok tidak mengenal batas waktu dan wilayah.

Jadi, dituntut memiliki sumber daya manusia (SDM) yang inovatif, kreatif, dinamis, dan kolaboratif untuk mencapai kesuksesan bisnis.

Hal itu disampaikan Yukki saat berbicara dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) ke V-ALFI di Kalimantan Barat, Kamis (16/2).

Yukki menegaskan, membuka pola pikir pebisnis juga penting, agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan bisnis di tingkat nasional maupun global.

Baca juga : Indonesia Kembali Kirim Bantuan Logistik Ke Turki dan Suriah

"Bisnis logistik dan rantai pasok tidak hanya berkutat di pelabuhan atau bandara tapi kegiatan ekonomi dari hulu hingga hilir," ujar Yukki.

Ia juga mengingatkan beberapa isu penting saat ini di tengah menurunnya kasus Pandemi Covid-19 dan Indonesia kini mengarah ke era endemi.

Di sisi lain Indonesia dihadapkan kepada banyak persoalan tantangan global yang perlu diantisipasi, antara lain terjadinya krisis energi dan krisis pangan global akibat perang Rusia-Ukraina.

Yukki menambahkan, ancaman lain yang juga sangat mengkhawatirkan perekonomian dunia saat ini adalah perubahan iklim global dan banyaknya bencana alam seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, gempa bumi di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Baca juga : Hadapi Tantangan Perubahan, Adaro Kembangkan Budaya Bad News First

"Permasalahan global tersebut kini telah mengganggu rantai pasok (supply chain) global, yang juga mengganggu rantai pasok di Indonesia, sehingga mengakibatkan langkanya kontainer, ruang kapal terbatas dan tarif kapal melonjak tinggi, dan lain-lain," tuturnya.

Isu lainnya yang tak kalah penting, kata Yukki, soal hiperinflasi di banyak negara dan naiknya suku bunga bank sentral di AS dan negara lainnya, termasuk Indonesia.

"Namun kita patut bersyukur perekonomian Indonesia masih tumbuh 5,3 persen tahun lalu dengan inflasi relatif rendah, yaitu 5,51 persen pada tahun 2022," ujarnya.

Dirinya menegaskan pentingnya transformasi bisnis logistik ke arah yang lebih luas, yakni ke rantai pasok (supply chain), sehingga pebisnis logistik tidak bisa lagi hanya mengandalkan kegiatan di pelabuhan atau bandara.

Baca juga : Ekonomi Kita Kuat

"Namun pebinis logistik mesti mengubah strategi dan menyesuaikan perkembangan ekosistem perekonomian nasional dan global," ucapnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.