Dark/Light Mode

BP Berau dan Pertamina Teken MoU Studi Potensi Pasokan Gas di Tangguh Papua Barat

Rabu, 20 September 2023 17:14 WIB
Kathy Wu, bp Regional President Asia Pacific, Gas  Low Carbon Energy, Kepala SKK MigasDwi Soetjipto dan Taufik Aditiyawarman, Dirut PT Kilang Pertamina Internasional KPI berfoto bersama setelah bp dan KPI menandatangani MoU. (Foto: Istimewa)
Kathy Wu, bp Regional President Asia Pacific, Gas Low Carbon Energy, Kepala SKK MigasDwi Soetjipto dan Taufik Aditiyawarman, Dirut PT Kilang Pertamina Internasional KPI berfoto bersama setelah bp dan KPI menandatangani MoU. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Tangguh berada pada posisi yang tepat dan memiliki potensi untuk menjadi pusat CCS pertama di negara ini bagi penghasil emisi baik domestik maupun internasional.

Saat ini Pertamina sedang mempelajari peluang untuk mengoptimalkan potensi pasokan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat, serta memanfaaatkan Tangguh CCUS untuk memproduksi amonia biru, sebagai salah satu alternatif energi bersih untuk masa depan.

Upaya kolaboratif ini dapat menjadi terobosan dalam membuka jalan untuk memproduksi energi bersih dari negara ini.

Baca juga : Sandiaga Berdayakan Pemuda Desa Untuk Mewujudkan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru

Kathy Wu, bp Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy, mengatakan, sebagai perusahaan energi yang telah beroperasi di Indonesia lebih dari lima dekade, pihaknya siap mendukung Pertamina dan pemerintah Indonesia dalam agenda net zero melalui potensi pasokan gas dan injeksi CO2 di Tangguh.

"MoU ini menandakan kerja sama strategis kami dengan Pertamina," kata Kathy Wu.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Adityawarman menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan Trilema Energi dengan menyediakan energi yang tidak hanya mencukupi dan terjangkau, tetapi juga berkelanjutan bagi negara.

Baca juga : Rantai Pasok Global Kudu Adil Untuk Semua Negara

Hal ini tentunya dilakukan dengan agresif mengeksplorasi energi bersih alternatif baru, termasuk amonia biru, yang merupakan salah satu pendorong utama produksi listrik bersih dengan co-firing.

Taufik mengatakan, sebagai pelaku usaha bidang refineri dan petrokimia hilir, kolaborasi PT KPI dengan perusahaan hulu minyak dan gas untuk membawa teknologi CCS adalah faktor penting dalam mencapai sertifikasi Biru dengan mengurangi lebih dari 70 persen emisi CO2 dari proses produksi Amonia.

"MoU ini merupakan awal dari upaya kolaboratif antara Pertamina dan bp untuk mendukung agenda net zero yang telah menjadi komitmen penting pemerintah Indonesia," ujar Taufik.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.