Dark/Light Mode

Atasi Minimnya Tenaga Kerja Konstruksi Tersertifikasi, HIPTASI Gandeng APTISI

Kamis, 30 November 2023 21:10 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Dewan Pengurus Pusat Himpunan Profesi Tenaga Konstruksi (DPP HIPTASI) dan LSP HIPTASI Multi Konstruksi menggandeng Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dalam rangka mengatasi masih minimnya tenaga kerja konstruksi tersertifikasi di Indonesia.

Ketua DPP HIPTASI, Hengki Hamino mengatakan, saat ini jumlah tenaga konstruksi yang dibutuhkan sejumlah proyek infrastruktur dalam negeri sebanyak 12 juta. Tapi yang memiliki sertifikat kompetensi baru 720 ribu.

“Untuk itu, demi meningkatkan percepatan jumlah tenaga kerja sektor konstruksi yang tersertifikasi kami menjalin kerja sama dengan APTISI, dan melakukan upaya digitalisasi,” kata Hengki, di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Dia memastikan, upaya tersebut akan terus dilakukan untuk menekan kesenjangan minimnya tenaga konstruksi tersertifikasi di Tanah Air.

Salah satunya menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki jurusan Teknik Sipil dan Arsitektur.

“Langkah ini dilakukan dengan memberdayakan Dosen dan Tenaga Kependidikan di Lingkungan APTISI sebagai Asesor Kompetensi di LSP HIPTASI Multi Konstruksi. Sehingga, mahasiswa yang lulus telah memiliki kompetensi dan siap masuk ke dunia kerja," ujarnya.

Baca juga : Terima Rp 15 Miliar, KPK Tetapkan Gazalba Saleh Tersangka Gratifikasi Dan TPPU

Selain itu, Hengki mengungkapkan bahwa kerja sama juga dilakukan dengan mengembangkan Platform Digital Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) HIPTASI dan APTISI.

Tujuannya, agar proses sertifikasi seperti pendaftaran, ujian kompetensi hingga terbitnya sertifikat kompetensi yang selama ini menghadapi banyak kendala, dapat lebih mudah untuk dilakukan.

"Mudah-mudahan software ini bisa terintegrasi dengan beberapa kementerian karena transformasi digital tidak bisa kita hindari lagi. Lewat digitalisasi kita harapkan proses sertifikasi akan lebih cepat tanpa mengurangi kualitas kompetensi dari ahli konstruksi," paparnya.

Hengki menyebut, tenaga kerja konstruksi tersertifikasi yang tersedia saat ini idealnya ada sekitar 80 persen dari kebutuhan.

"Kita bisa siapkan 60 persen saja sudah sangat bagus. Mudah-mudahan lewat digitalisasi sertifikasi ini bisa dicapai," pungkas Hengki.

Ketua Umum APTISI Prof Budi mengatakan, kerja sama ini menjadi bagian dari upaya me-link and match-kan antara pendidikan tinggi dengan pelaksanaan di lapangan dalam hal ini bidang konstruksi.

Baca juga : Kerek Kualitas Angkatan Kerja Muda, IPMI Gandeng Prosple Indonesia

“Inti dari kerja sama ini supaya nyambung antara yang diajarkan di perguruan tinggi dengan praktik dilapangan,” kata Prof Budi.

Diakui Prof Budi, saat ini tercatat ada 4.500 perguruan tinggi swasta di Indonesia, dimana 500-an diantaranya memiliki program studi teknik sipil dan arsitektur.

Dengan jumlah lulusan sekitar 1 juta sarjana teknik sipil dan arsitektur setiap tahunnya, meningkatkan mutu dan kualitas sarjana teknik sipil dan arsitektur menjadi sebuah tantangan yang cukup besar.

Karena itu, APTISI menggandeng HIPTASI dan LSP HIPTASI terus berupaya meningkatkan mutu lulusan teknik sipil dan arsitektur.

Salah satu upaya yang bisa dikerjasamakan adalah melalui sertifikasi kompetensi sarjana bidang konstruksi.

Mekanismenya HIPTASI, LSP HIPTASI dan APTISI bekerja sama untuk menyusun kurikulum pembelajaran bagi mahasiswa Teknik sipil dan arsitektur.

Baca juga : Cari Pendanaan Alternatif, INSA Gandeng BEI

“Dari perguruan tinggi membuat suatu program  konsep kurikulum kita susun disesuaikan dengan uji kompetensi yang dikeluarkan LSP,” jelasnya.

Berkaca dari metode yang dilakukan sejumlah perguruan tinggi negeri seperti ITB, maka mekanisme uji kompetensi ini bisa dilakukan sejak mahasiswa masih semester tiga.

Dengan demikian nantinya ketika mahasiswa lulus sudah siap kerja dan tidak perlu melakukan uji kompetensi di lembaga LSP konstruksi lainnya.

“Kami berharap HIPTASI dapat menjadi motor penggerak dari uji kompetensi tenaga konstruksi ini,” tegas Prof Budi.

Ia juga berjanji akan mengumpulkan ketua prodi teknik sipil dan ketua prodi arsitektur dari berbagai perguruan tinggi swasta di Indonesia untuk bersama-sama menyusun kurikulum yang sesuai dengan kategori yang sudah ditetapkan oleh BNSP.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.