Dark/Light Mode

Menggali Potensi Bioekonomi, Inovasi Basis Alam Perlu Terus Dikembangkan

Senin, 12 Februari 2024 22:17 WIB
Menggali Potensi Bioekonomi, Inovasi Basis Alam Perlu Terus Dikembangkan

 Sebelumnya 
Memasuki fase tumbuh di tahun 2024, LTKL akan bergerak lebih gigih untuk menjadi penopang yang kokoh secara kelembagaan, kemitraan, dan kapasitas.

Salah satu fokus utama dari tahap ini adalah membangun kapasitas setiap kabupaten dan memastikan para inisiator terutama generasi muda, perempuan, masyarakat adat dan komunitas lokal secara aktif berkontribusi untuk mewujudkan transformasi kabupaten lestari.

"Idealnya, berbagai forum multi pihak beraksi untuk Indonesia yang subur tanahnya, jernih airnya, bersih udaranya, serta sejahtera rakyatnya,” ungkap Ristika Putri Istanti, Kepala Sekretariat LTKL.

LTKL berencana mengawal komitmen terhadap visi & misi ekonomi lestari, serta pendekatan LTKL melalui dokumen perencanaan daerah, kebijakan payung untuk pendekatan pembangunan lestari di tingkat Peraturan Daerah dan kolaborasi program lintas dinas untuk seluruh kabupaten anggota.

Sejumlah strategi akan diterapkan, di antaranya, memperkuat kelembagaan Dinas dan Kelembagaan Multipihak di kabupaten - baik dari sisi kapasitas lembaga, kewenangan maupun SDM.

Baca juga : Menteri Siti Bicara Transformasi Ekonomi Lingkungan Menuju Titik Keseimbangan

Sementara itu, Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) yang merupakan bagian dari ekosistem LTKL berfungsi sebagai katalisator, untuk menjembatani kemitraan strategis antar pemangku kepentingan di sektor ekonomi hijau.

Pelaku bisnis, investor, pemerintah, dan mitra pembangunan, mengharapkan pemerintah - baik nasional maupun daerah - untuk sama-sama memiliki agenda mewujudkan usaha dengan wawasan ekonomi restoratif dalam program kerjanya.

Melalui berbagai program peningkatan kapasitas dan business matching, KEM memberikan ruang bagi pelaku usaha berbasis alam untuk tumbuh melalui pendanaan hijau.

Java Kirana, pelaku usaha komoditas kopi dalam jejaring KEM yang menitikberatkan kesejahteraan petani dan lingkungan, telah berkomitmen untuk berinvestasi dalam membangun sarana pemrosesan pasca panen dan pendampingan di Kabupaten Sigi.

“Awalnya, kami hanya mendampingi petani di area perkebunan kopi di kawasan Kabupaten Bogor, agar mereka lebih sejahtera. Sekarang, melalui kerja sama dengan KEM, kami dapat membantu lebih banyak petani di daerah-daerah yang memiliki potensi,” papar Noverian Aditya, co-founder Java Kirana.

Mewujudkan Ekonomi Lestari

Baca juga : Pengamat Nilai Skenario Relokasi Pasar Anyar Sudah Tepat

LTKL yang mandatnya akan berakhir pada tahun 2030, telah menjalankan sejumlah inisiatif untuk mendorong inovasi berbasis alam. Serta membuka potensi, agar pelaku usaha hijau di tingkat lokal dapat melakukan penetrasi ke pasar global.

Pada tahun 2023, LTKL telah melakukan berbagai program, seperti menginisiasikan Masterclass Investasi Lestari, sebuah program pelatihan bertahap berbasis ko-kreasi untuk mendukung pemerintah kabupaten dan pemangku kepentingan di 9 kabupaten anggota dalam mempersiapkan portofolio investasi. Serta mendapatkan peluang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan.

Terdapat setidaknya 21 komoditas berbasis inovasi alam di dalam ekosistem kabupaten mitra LTKL. Dalam konteks ini, PT Alam Siak Lestari dan PT Semesta Sintang Lestari menghadirkan portfolio ‘HEAL Fisheries’, komoditas ekstrak albumin hasil budidaya ikan gabus dan toman di lahan gambut di Kabupaten Siak dan Sintang. Ini merupakan hasil kombinasi teknologi pangan modern, dengan praktik tradisional masyarakat yang terkoneksi dengan industri farmasi.

Diperkirakan, nilai pasar global untuk produk ekstrak albumin mencapai 4,25 miliar dolar AS pada tahun 2021. Angka ini diprediksi tumbuh hingga 9,6 miliar dolar AS pada tahun 2028.

Sementara Gampiri Interaksi Lestari di Kabupaten Sigi, menjalankan inkubasi pelaku usaha melalui pendampingan dengan petani setempat.

Pendampingan dilakukan dalam proses penanaman komoditas berbasis agroforestri dan pertanian regeneratif melalui produksi komoditas kakao, kopi, vanila, dan daun kelor di tingkat desa dan pembangunan fasilitas processing untuk proses fermentasi, pengeringan, ekstraksi minyak atsiri, dan penepungan.

Baca juga : Di Halaqah Peradaban, Wakil Rais Aam PBNU Bicara Soal Pembaharuan

Di barat daya Nusantara, Pusat Unggulan Pertanian Lestari (PUPL) di Kabupaten Aceh Tamiang melaksanakan pendampingan kepada petani kelapa sawit, dalam mengembangkan hilirisasi minyak atsiri dari nilam.

Di saat yang sama, Pemerintah Kabupaten Aceh Taming turut meluncurkan program pengembangan ekonomi lestari dengan penandatanganan kesepakatan Produksi, Proteksi, dan Inklusi 3 (PPI) multipihak yang memuat komitmen meningkatkan perlindungan dan penghijauan kembali kawasan hutan, fungsi pengawasan, kesejahteraan petani, dan perlindungan Kawasan Ekosistem Leuser seluas 30 ribu hektar.

Secara keseluruhan, potensi nilai pasar global dari keseluruhan portfolio tersebut mencapai lebih dari 223 miliar dolar AS atau setara Rp 330 triliun.

Dari sisi pengembangan bisnis, sebanyak 67 entitas bisnis di Kabupaten LTKL telah memulai praktek bisnis lestari yang ramah lingkungan dan ramah sosial melalui sejumlah program inkubasi usaha lestari seperti KUBISA, IMPULS, GIAT, SELARAS, dan Samudra Bekudong’k.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.