Dark/Light Mode

Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Manfaatkan AI dan IoT pada Sektor Energi

Minggu, 31 Maret 2024 15:12 WIB
Panel surya sumber energi masa depan berkelanjutan. (Foto: Wahyu Dwi Nugroho)
Panel surya sumber energi masa depan berkelanjutan. (Foto: Wahyu Dwi Nugroho)

Pada era modern ini, perkembangan teknologi semakin pesat dan tak terbendung. Berbagai kalangan dan berbagai aspek telah merasakan perkembangan teknologi tersebut, mulai dari anak kecil hingga dewasa mulai manusia bangun tidur hingga tidur kembali. Namun, di sisi lain bumi yang dihuni manusia mengalami penurunan kualitas yang ditandai dengan pemanasan global atau naiknya suhu bumi. Pemanasan global sangat berpengaruh pada kehidupan manusia yang juga berdampak pada perubahan alam seperti berkurangnya kuantitas dan kualitas air, lahan pertanian, hingga ekosistem wilayah pantai atau pesisir. Yang menjadi pertanyaan adalah, mungkinkah jika perkembangan teknologi dibarengi dengan bumi yang tetap hijau? Berdasarkan keresahan tersebut, muncul istilah Green Technology dari kalangan ilmuwan dunia yang diharapkan menjadi solusi dalam mengurangi pemanasan global dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Apa itu green technology? 

Green Technology merupakan teknologi ramah lingkungan yang menekan dampak negatif lingkungan dengan cara pencegahan terhadap meningkatnya karbon, penggunaan sumber daya yang efisien, daur ulang dan pemanfaatan limbah menjadi produk yang bernilai, dengan tujuan utama meminimalkan jejak karbon, mengurangi polusi, dan mendukung kelestarian lingkungan. Dalam praktiknya dikatakan teknologi hijau jika penggunaan teknologi tersebut tidak menimbulkan permasalahan terhadap pelestarian lingkungan. 

Mengapa green technology? 

Green Technology perlu dikembangkan dan diimplementasikan karena permintaan energi setiap tahun selalu meningkat beriringan dengan peningkatan jumlah penduduk di bumi. Pada tahun 2050 populasi dunia mencapai 9 miliar orang yang mengakibatkan peningkatan konsumsi energi sebesar 50 persen dalam 3 dekade terakhir. Jika bahan bakar fosil digunakan dalam pemenuhan kebutuhan energi maka dipastikan meningkatnya gas CO2 yang berakibat adanya gas rumah kaca. Peningkatan jumlah populasi di bumi secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan teknologi yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan serta kehidupan sehari-hari manusia, namun perkembangan teknologi tersebut berbanding terbalik dengan kelestarian lingkungan seperti contoh dalam bidang teknologi digital menurut Green IT menyebutkan bahwa pada tahun 2019 telah menghasilkan jejak karbon sebanyak 223 juta ton. Emisi tersebut dihasilkan dari konsumsi energi (6.800 TWh), emisi gas rumah kaca (1.400 juta ton), konsumsi air (7,8 juta m3), dan penggunaan listrik (1,300 TWh). Selanjutnya pada sektor lain yakni transportasi yang tidak kalah dalam sumbangan jejak karbon, berdasarkan data IEA (International Energy Agency) terdapat seperlima emisi karbon dunia dihasilkan pada sektor transportasi .

Baca juga : Pasca Gempa Tuban, Pertamina Pastikan Pasokan Energi Tetap Normal

Apa peran AI dan IoT dalam green technology ? 

AI dan IoT dapat digunakan secara bersamaan, secara sederhana kondisi lingkungan dapat diketahui menggunakan sensor yang terintegrasi kemudian pengolahan data diproses menggunakan algoritma AI selanjutnya data dikirimkan ke cloud melalui internet sehingga data dapat ditampilkan atau dikonsumsi oleh user untuk dilakukan suatu tindakan tertentu, jika tindakan yang diberikan menerapkan sistem cerdas atau otomatis maka tindakan diproses kembali menggunakan algoritma tertentu untuk mencapai sistem yang efisien dan stabil, gambaran dasar tersebut menunjukkan jika AI dan IoT mampu bekerja secara bersamaan dalam suatu sistem.

Dalam perkembangan teknologi saat ini tidak terlepas dari penggunaan energi, dengan itu teknologi dibidang energi dapat menjadi perhatian awal dalam perkembangan green technology yaitu dengan mengembangkan sumber energi baru terbarukan atau ramah lingkungan. Salah satu teknologi dalam bidang pembangkit energi adalah dengan mengintegrasikan pembangkit energi dengan AI dan IoT, seperti contoh pada sistem distribusi listrik dengan menerapkan algoritma AI dapat melakukan prediksi terhadap permintaan dan pasokan dari jaringan-jaringan listrik sehingga listrik tersalurkan dengan optimal dan tidak ada listrik yang terbuang percuma, selain itu dengan algoritma AI dapat melakukan proteksi secara mandiri pada jaringan listrik. 

Dalam bidang energi, penerapan AI dan IoT dapat memberikan beberapa peran sebagai berikut: 

1. Efisiensi Produksi Energi Baru Terbarukan 

Baca juga : Relokasi Warga Rempang Berjalan Aman Dan Nggak Ada Gejolak

Salah satu faktor keberhasilan dalam produksi energi baru terbarukan adalah cuaca, seperti contoh pada pembangkit panel surya yang mengandalkan panas matahari untuk menghasilkan energi dengan AI analisa dan peramalan kondisi cuaca suatu daerah dapat diketahui dengan mudah melalui data yang diterima melalui sensor dengan sistem IoT, misalkan dalam analisis nya daerah tersebut potensial panas maka jaringan panel surya atau tempat penyimpanan dapat ditambah. Contoh lain pada pembangkit energi dari tenaga angin, dengan AI dan IoT dapat memberikan analisa terhadap kondisi angin pada suatu daerah dengan mengetahui kondisi tersebut maka dapat memberikan gambaran awal bagaimana model kincir angin yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. 

2. Penghematan Energi 

Semakin meningkatnya perkembangan teknologi juga memicu naiknya konsumsi energi, sehingga penghematan dalam pemakaian energi sangat diperlukan. Dengan adanya AI dan IoT saat ini terdapat istilah smart home, dengan smart home pengguna dapat mengontrol peralatan rumah yang tidak digunakan meski tidak berada di rumah, selain itu pengguna dapat mengetahui berapa jumlah energi yang digunakan, dengan itu pengguna dapat dengan mudah mengatur penggunaan peralatan di rumah. Cara – cara tersebut juga akan memicu pengguna sadar akan penghematan energi di rumah. Penggunaan AI dan IoT juga dapat diterapkan pada industri dalam rangka penghematan energi, misalkan menerapkan sistem management energy, otomasi industri dengan penerapan sensor dan sistem kontrol yang dapat memproduksi dengan efisien sehingga tidak memerlukan energi yang banyak serta dapat menerapkan smart meter untuk industri yang berfungsi untuk memantau penggunaan energi secara real time. 

Kesimpulan 

Perkembangan green technology sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian demi masa depan yang berkelanjutan, untuk mewujudkan cita-cita tersebut salah satu langkah nyata adalah dengan mengembangkan sumber energi yang ramah lingkungan, penerapan kecanggihan AI dan IoT akan memberikan dampak yang positif dalam mewujudkan sumber energi yang efisien, murah dan ramah lingkungan. 

Baca juga : Asian Agri dan Apical Komit Bentuk Masa Depan Berkelanjutan Industri Sawit

Referensi 

Bordage, F. (2019). Study – The environmental footprint of the digital world. Green IT. Retrieved March 20, 2024. 

M.S. Masnadi, J.R. Grace, X.T. Bi, C.J. Lim, N. Ellis. (2015) From fossil fuels towards renewables: inhibitory and catalytic effects on carbon thermochemical conversion during co-gasification of biomass with fossil fuels, Appl. Energy 140 196–209, https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2014.12.006. Retrieved March 19, 2024. 

Ritchie, H. (2020). Cars, planes, trains: where do CO2 emissions from transport come from? Our World in Data. Retrieved March 20, 2024 

Lukmanul Khakim
Lukmanul Khakim
Mahasiswa Magister Teknik Elektro Konsentrasi Elektronika, Fokus bidang Machine Learning, AI, IoT, dan Energi Terbarukan

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.