Dark/Light Mode

Potensial, Menteri Teten Ingin Bahan Baku Serat Rami Perkuat Industri Tekstil

Sabtu, 30 Maret 2024 18:47 WIB
Menkop UKM Teten Masduki dalam kunjungan kerjanya ke CV Ramindo Berkah Persada Sejahtera (Rabersa) di Dusun Gandok, Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (30/3/2024). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)
Menkop UKM Teten Masduki dalam kunjungan kerjanya ke CV Ramindo Berkah Persada Sejahtera (Rabersa) di Dusun Gandok, Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (30/3/2024). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

 Sebelumnya 
Untuk dalam mendukung industri tekstil melalui perkembangan serat rami ini, Kemenkop UKM bersama Pemerintah Daerah Wonosobo berencana akan membangun Rumah Produksi pengolahan serat rami bagi industri tekstil.

“Setidaknya minimal dibutuhkan sekitar 5.000 meter persegi (m2) yang dikelola berbasis koperasi multipihak, agar memudahkan mencari investor dengan fokus pada produk custom dan kepastian  supply,” ucap Teten.

Tercatat dalam necara perdagangan Januari 2024, komoditas Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia (kode HS 50-63) mengalami surplus (210 juta dolar Amerika Serikat/AS), khususnya komoditas pakaian rajutan dan aksesorinya (HS 61) dan pakaian bukan rajutan dan aksesorinya (HS 62).

Meskipun secara agregat TPT mengalami surplus, komoditas sutra (HS 50), wol (HS 51), kapas (HS 52), serat tekstil nabati (HS 53) masih mengalami defisit. Khusus TPT berbahan serat alam, Indonesia mengimpor serat alam sekitar 3 kali lipat nilai ekspornya (rata-rata impor 2,448 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sedangkan rata-rata ekspor 0,841 miliar dolar AS.

Ekspor serat alam Indonesia didominasi oleh kapas sebesar 98,4 persen dari jumlah nilai ekspor serat alam (cenderung menurun -0,14 persen per tahun dalam lima tahun terakhir) dengan negara tujuan China, Jepang, Bangladesh, Republic of Korea, USA, Filipina, Vietnam, Malaysia, Thailand, Germany, dan lainnya.

Baca juga : Penuhi Aturan Permodalan, Aksi Merger Dan Akuisisi Bakal Kerek Industri Asuransi 

Ekspor serat hewani terdiri atas serat sutra sebesar 0,1 persen (cenderung meningkat 54,49 persen pertahun) dan wol dan serat hewan lainnya sebesar 0,2 persen (cenderung menurun -26,01 persen per tahun) dengan tujuan ekspor ke Malaysia, Myanmar, India, Thailand, Cyprus, AS, China, Maldives, Netherlands, Dominican Republik.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) CV Rabersa Wibowo Akhmad menjelaskan, berdiri sejak 1999, pohaknya menghasilkan produk setengah jadi berupa raw material serat rami inagrass.

Produk CV Rabersa saat ini memasok dua perusahaan ekspor PT Retota, Magelang dan PT Gisapda, Pekalongan.

Selanjutnya dua perusahaan ini mengolah serat rami ini sebagai home decoration, 95 persennya untuk pasar ekspor khususnya AS.

“Produk CV Rabersa saat ini berupa serat inagrass ramie diminati oleh beberapa negara lain. Sudah ada list permintaan, namun sampai sekarang belum bisa dipenuhi karena keterbatasan mesin produksi, modal dan lahan,” ucap Wibowo.

Baca juga : Resmikan Dealer Di Tulang Bawang, Fuso Perkuat Layanan Lintas Timur

Beberapa negara sebagai potensial market adalah China, 40 ton per bulan (1 kontainer 40 ft). Korea Selatan sebanyak 1 ton per bulan (perusahaan di Indonesia) Jepang, 400 ton per bulan (PT Tosca Corp) lebih baik dari produk dari Vietnam dan Thailand.

“Untuk dapat men- supplai permintaan 40 ton per bulan harus disiapkan lahan minimal 200 ha dengan pola panen rami 60 hari, namun saat ini lahan tersedia 25 hektare (ha),” kata Wibowo.

Kemenkop UKM bersama CV Rabersa dan KaIND (Kain Indonesia) Sustainable Fashion Besutan (Melie Indarto, penggiat sutera, Pasuruan), sedang menyusun kajian kelayakan dan perhitungan kebutuhan pengembangan sentra industri serat alami dengan pendekatan Integrated Farming yang akan dioperasionalkan oleh Koperasi dan UKM menjadi suatu ekosistem bisnis untuk serat alami dari berbagai bahan baku serat seperti Rami, Nanas, Wol Bulu Domba, Sutera Eri.

Untuk keterjaminan pasokan bahan baku, Kemenkop UKM telah memfasilitasi koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang sebagai sentra penghasil nanas madu.

Sangat diharapkan Kabupaten ini menjadi logistik-hub pasokan bahan baku daun nanas.

Baca juga : Kemenkominfo Tekankan Bahaya Hoaks Jadi Implikasi Nyata Penyalahgunaan Internet

Wibowo berharap, kerja sama dengan Kemenkop UKM ke depan diteruskan atau berkelanjutan. Sebab ia memiliki mimpi besar tak hanya bangunan industri tapi juga edukasi serat alami.

“Tak hanya wisata, tetapi melihat bagaimana tanaman menjadi baju, hewan sutra atau domba menjadi kain dan memiliki nilai. Mewujudkan edukasi serat alam Indonesia dengan suppot semua pihak terutama Kemenkop UKM,” ucap Wibowo.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.