Dark/Light Mode

Khusus Musim Panen Raya Pertama

Bulog Pede Serap 600 Ribu Ton Beras

Selasa, 21 Mei 2024 07:05 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menunjukkan stok beras saat menyambangi Sentra Penggilingan Padi milik Perum Bulog, di Karawang, Jawa Barat, Senin 20/5/2024.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menunjukkan stok beras saat menyambangi Sentra Penggilingan Padi milik Perum Bulog, di Karawang, Jawa Barat, Senin 20/5/2024.

RM.id  Rakyat Merdeka - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tengah menggenjot penyerapan beras pada musim panen raya pertama tahun ini. Perusahaan pelat merah ini pede bisa menyerap 600 ribu ton beras.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengunjungi beberapa gudang dan mitra Bulog serta sentra penggilingan padi di Karawang, Jawa Barat, kemarin.

“Tujuannya, untuk melihat situasi terakhir dari pengadaan gabah dan beras pada musim panen raya atau musim rendem atau basah 2024,” ujar Bayu di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Perum Bulog, di Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024).

Ia menuturkan, SPP Karawang merupakan salah satu dari 10 fasilitas penggilingan padi modern yang dimiliki Bulog. Yang lainnya, di antaranya berada di Kendal, Lampung, Magetan, Sragen dan Bojonegoro.

“Fasilitas penggilingan padi Bulog ini sudah cukup modern, dengan peralatan lebih baik, mulai dari alat untuk pengeringan gabah, mengolah hingga hasil akhirnya berupa beras dalam kemasan,” katanya.

Baca juga : Kebijakan Fiskal Jadi Fondasi Pembangunan

Menurut mantan Wakil Menteri Perdagangan ini, waktu panen diperkirakan tinggal dua atau empat minggu ke depan. Dan hal itu tergantung tiap-tiap daerah.

Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan pengadaan dan diperkirakan sampai akhir masa panen pertama tahun ini.

“Walaupun situasi harga beras saat ini mulai naik lagi, tapi kami optimis Bulog bisa serap lebih dari 600 ribu ton (setara beras),” katanya.

Bayu mengklaim, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan penyerapan pada 2022 dan sedikit lebih rendah dibandingkan 2023.

Total pengadaan Bulog per tanggal 19 Mei 2024, sudah mencapai 535 ribu ton setara beras, atau kurang lebih 1.050.000 ton setara gabah.

Baca juga : Gulkarmat Kewalahan Hadapi Si Jago Merah

“Jumlah itu merupakan beras yang datang dari petani dan penggilan-penggilingan kecil,” terangnya.

Ia menekankan, kondisi saat ini menjadi perhatian semua pihak. Karena biasanya hasil panen terbesar terjadi di musim tanam pertama.

Sayangnya, dari data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional di Juni mendatang tercatat defisit, yaitu 0,45 juta ton.

“Untuk mengantisipasi itu, makanya sekarang Bulog punya stok 1,8 juta ton lebih. Tapi satu dua minggu ke depan, jumlahnya akan turun seiring dengan pelaksanaan program Bantuan Pangan,” katanya.

Meski ada perkiraan defisit, menurut dia, Bulog belum akan melakukan impor beras dalam waktu dekat.

Baca juga : City Torehkan Sejarah Baru

“Sampai saat ini, sudah lebih dari 1 juta beras, yang dari kuota impor itu masuk ke Indonesia. Juni nanti belum (impor),” katanya.

Lebih lanjut Bayu menjelaskan, harga gabah saat ini, baik yang ada di sentra penggilingan padi Bulog maupun di mitra Bulog, sudah mencapai Rp 6.400-Rp 6.500 per kilogram (Kg).

Begitu juga harga gabah berkualitas baik, sudah di angka Rp 6.800-Rp 7.000 per kg gabah.

“Artinya, (harga) sudah tinggi. Harga beras sudah di kisaran Rp 11.000 sampai Rp 12 ribu per kilogram. Ini kondisi yang tengah kita hadapi,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.