Dark/Light Mode

Bapanas Kudu Sigap Ambil Langkah Antisipasi

Harga Beras Biasanya Naik Jelang Idul Adha

Jumat, 7 Juni 2024 07:05 WIB
Ilustrasi beras (Foto: FREEPIK)
Ilustrasi beras (Foto: FREEPIK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga beras biasanya mengalami kenaikan menjelang hari Raya Idul Adha. Untuk itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) perlu mengambil langkah antisipasi agar kenaikan tidak melonjak tinggi seiring Pemerintah sudah memutuskan memperpanjang relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah lalu mengingat­kan, pada bulan ini ada perayaan hari besar, yakni Idul Adha atau Lebaran Haji.

“Setiap mendekati hari be­sar tertentu, harga kebutuhan pangan seperti beras, biasanya naik. Tapi, setelahnya turun lagi karena berkaitan dengan supply and demand,” ujar Trubus ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Karena itu, Trubus berpendapat, Pemerintah melalui Bapa­nas maupun Perum Bulog harus sigap melakukan langkah-lang­kah stabilisasi harga di tengah kondisi tersebut. Terlebih, HET beras ikut mengalami perubahan. Rata-rata naik Rp 1.000 per kilogram (kg).

Sebagai informasi, melalui surat Kepala Badan Pangan Nasional kepada stakeholder perberasan, Nomor 160/TS.02.02/K/5/2024 tertanggal 31 Mei 2024, perpanjangan Relaksasi HET Beras Premium dan Beras Medium berlaku sampai dengan terbitnya Peraturan Badan Pangan Nasional, tentang Perubahan atas Perbadan (Peraturan Badan Pangan) Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras.

Baca juga : Indonesia-Korsel Garap Proyek Perubahan Iklim

Adapun besaran relaksasi HET beras premium di sejumlah wilayah, seperti untuk Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan relaksasi HET sebesar Rp 14.900 per kg dari HET sebelumnya sebesar Rp 13.900 per kg.

Lalu, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Kepulauan Riau, Riau, Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung re­laksasi HET sebesar Rp 15.400 per kg dari HET sebelumnya sebesar Rp 14.400 per kg.

Sementara Bali dan Nusa Teng­gara Barat relaksasi HET sebesar Rp 14.900 per kg dari HET sebelumnya sebesar Rp 13.900 per kg, Nusa Tenggara Timur relaksasi HET sebesar Rp 15.400 per kg dari HET sebelumnya sebesar Rp 14.400 per kg.

Begitu juga, relaksasi HET beras medium ikut mengalami perubahan. Di antaranya di Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan relaksasi HET sebesar Rp 12.500 per kg dari HET sebelumnya sebesar Rp 10.900 per kg. Besa­ran HET tersebut, berbeda di tiap wilayah di Indonesia.

Ia berharap, penyesuaian HET ini tidak memberatkan di tingkat konsumen. Walaupun perubahan HET beras ini memang baik bagi para petani.

Baca juga : Hewan Kurban Di Jakarta Sehat Dan Layak Konsumsi

“Jangan sampai kebijakan yang dibuat hanya mengun­tungkan satu pihak. Makanya, Bapanas dan Bulog harus bisa menjaga stabilisasi harga beras saat ini. Diskusikan juga dengan asosiasi perberasan,” usul Trubus.

Menurutnya, program ban­tuan pangan Pemerintah, yakni dengan cara Bulog menyalurkan beras kepada masyarakarat yang membutuhkan, masih menjadi langkah tepat dalam menjaga stabilisasi harga beras di pasaran.

Begitu juga, program terkait pangan lainnya seperti beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang ditujukan pada masyarakat segmen menengah.

“Program bantuan pangan ini tetap dijalankan saja. Karena yang juga harus dijaga kan daya beli masyarakat itu sendiri,” ucapnya.

Terpisah, dalam program Squawk Box, CNBC Indonesia, pada Kamis (6/6/2024), Direktur Trans­formasi & Hubungan Kelem­bagaan Perum Bulog, Sonya Mamoriska menerangkan, pe­rubahan HET ini merupakan ke­bijakan yang diambil Pemerintah di tingkat konsumen agar harga beras di pasaran tetap terjangkau.

Baca juga : Garuda Masih Bisa Lolos

Sekaligus menunjukkan sinyal, bahwa Pemerintah tahu kapan intervensi pasar harus dilakukan.

Sonya mengakui, ada beberapa hal yang jadi alasan kenapa harga beras ini naik. Salah satunya, keterbatasan pasokan akibat produksi belum banyak di awal tahun. Hal ini dikarenakan be­berapa faktor, seperti iklim, ketersediaan pupuk, produksi yang stagnan bahkan cenderung turun.

“Serta ketersediaan pasokan pada pelaku perberasan, hingga tingginya permintaan saat masa Pemilu (Pemilihan Umum) lalu,” bebernya.

Menurut Sonya, perkembangan harga beras ini memiliki pola yang sama tiap tahun. Yakni, harga beras akan naik di awal tahun, lalu turun saat panen raya dan kembali naik saat akhir ta­hun, ketika musim tanam untuk panen selanjutnya
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.