Dark/Light Mode

Tensi Perang Dagang AS Vs China Memanas

Bos OJK Yakinkan Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil

Selasa, 11 Juni 2024 07:05 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar (atas, kedua dari kiri) didamping Anggota DK OJK saat memberikan keterangan pers secara daring terkait hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulanan Mei, di Jakarta, Senin (10/06/2024). DOK. OJK
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar (atas, kedua dari kiri) didamping Anggota DK OJK saat memberikan keterangan pers secara daring terkait hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulanan Mei, di Jakarta, Senin (10/06/2024). DOK. OJK

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja perekonomian global masih di bawah ekspektasi. Alih-alih membaik, tensi perang dagang malah meningkat. Meski begitu, kabar baiknya, kinerja sektor keuangan Indonesia tetap stabil.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyakinkan, sektor jasa keuangan di dalam negeri tetap terjaga stabil karena didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk China, baik produk green technology maupun besi-baja.

“Pengenaan tarif ini berisiko memperluas perang dagang mengingat China adalah mitra dagang utama. Dan salah satu investor terbesar di Kawasan Amerika Latin,” kata Mahendra saat menggelar Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) secara virtual, Senin (10/6/2024).

Baca juga : Menperin Ngajak SANKO Investasi Pengolahan Tuna

Di AS, tekanan inflasi kembali mereda di tengah moderasi pasar tenaga kerja dan kinerja sektor riil. Hal ini mendorong meredanya tekanan di pasar keuangan global, setelah pasar kembali berekspektasi penurunan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali akhir 2024.

Sementara itu, otoritas moneter di Eropa diekspektasikan akan lebih akomodatif untuk mendorong perekonomian yang lemah di tengah tingkat inflasi yang terus mereda. Pasar mengekspektasikan penurunan suku bunga pada Juni dan tiga kali pemotongan di tahun 2024.

Bank Sentral China juga akomodatif dengan menyuntikkan likuiditas ke sistem keuangan, dan peluncuran beberapa kebijakan untuk mendorong pembiayaan di sektor properti.

“Sejalan dengan China, Pemerintah dan Bank Sentral India juga melakukan buyback surat utang jangka panjang dan pendek, untuk meningkatkan likuiditas di pasar dan menurunkan yield,” katanya.

Baca juga : Sekolah Swasta Di DKI Harusnya Bisa Gratis...

Sedangkan perekonomian domestik, lanjut mantan Wakil Menteri Keungan ini, pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2024 lebih tinggi dari ekspektasi pasar didorong oleh pengeluaran Pemerintah dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sejalan dengan periode Pemilu, kebijakan kenaikan gaji dan pembayaran THR (Tunjangan Hari Raya) PNS/Pensiunan. Serta periode Ramadan/Lebaran.

Namun indikator perekonomian di awal kuartal II tahun 2024 menunjukkan moderasi pertumbuhan.

“Khususnya data-data terkait permintaan masyarakat dan kinerja sektor yang terkait komoditas,” ucap Mahendra.

Ia melanjutkan, terdapat peningkatan risiko kredit, khususnya pada segmen kredit kecil dan mikro, yang disebabkan oleh belum sepenuhnya pulih pada segmen tersebut.

Baca juga : Tim Garuda Tak Remehkan Lawan

Terutama pasca berakhirnya relaksasi restukturisasi sebagai dampak dari pandemi Covid-19, dan didorong kenaikan inflasi pangan secara global.

Kendati demikian, perbankan telah melakukan langkah antispatif melalui pembentukan pencadangan yang memadai.

“Termasuk penghapusbukuan dalam menata kembali neraca bank,” jelas mantan Wakil Menteri Luar Negeri ini.

Dengan langkah antisipasi tersebut, kata Mahendra, risiko kredit kecil dan mikro akan berada pada level yang terjaga dan kinerja perbankan mampu tumbuh secara berkelanjutan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.