Dark/Light Mode

Pedagang Larang Jokowi Ke Pasar Cipinang

Pasokan Beras Lancar, Harga Naik Hoaks Tuh...

Jumat, 25 Januari 2019 14:37 WIB
Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pedagang beras dari berbagai daerah  bertemu Presiden. Mereka melaporkan stok  beras cukup dan harga stabil.  Presiden Jokowi, kemarin, menggelar pertemuan dengan 28 orang pedagang beras di Istana Kepresidenan, Jakarta. Mereka pengurus Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) dari berbagai daerah. Antara lain, dari Jawa Timur, Kalimantan, Yogyakarta, dan Batam. 

Dalam pertemuan, Presiden didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Teten Masduki.  Jokowi mengungkapkan, dirinya bertemu dengan para pedagang ingin mendengarkan situasi perberasan terkini di daerah-daerah. 

“Saya tidak ingin berbicara banyak, tetapi saya ingin mendengarkan situasi dan kondisi mengenai perberasan di pasar,” ungkap Jokowi.  Pertemuan dilakukan tertutup selama 45 menit. Usai pertemuan, perwakilan Perpadi, Billy   Haryanto mengaku dalam pertemuan melaporkan ke Presiden bahwa kondisi pasar kondusif. Stok aman dan harga stabil. 

Baca juga : Jokowi Minta Penanganan Bencana Diperkuat

“Saya jamin (informasi) itu, makanya Presiden mau ke Cipinang saya larang. Ngapain, capek-capekin aja. Presiden kan juga sudah capek. Nanti malah dikiranya pencitraan karena kan masa kampanye,” ungkapnya. 

Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) ini memastikan tidak ada kenaikan harga beras. Pasokan juga lancar.  “Kalau ada yang bilang harga naik karena pasokan kurang, hoaks tuh,” tegasnya. Billy mengatakan, mayoritas pedagang beras Cipinang saat ini lega harga beras stabil dan terjaga rendah.

Harga beras kualitas medium sekitar Rp 8.500 per kilogram (kg). Kondisi ini bisa menambah gairah konsumen untuk membeli beras.  “Kami pedagang maunya adem ayem saja. Kalau harga mahal kami tidak mau, tapi kalau terlalu murah juga tidak bagus,” ujarnya.
 
Billy menyebutkan stok beras cukup 2 sampai 3 bulan. Berdasarkan data PIBC, jumlah stok beras per 23 Januari 2019 sebanyak 59.492 ton. Jumlah stok akan terus bertambah karena Bulog masih terus menggelontorkan operasi pasar sampai hari ini. Keyakinan juga didasarkan pada masa panen raya yang akan terjadi Februari mendatang. 

Baca juga : Pasokan Dan Harga Pangan Terjaga Baik

Selain bahas soal harga beras, pertemuan membahas sinergisitas antara pemerintah dengan pedagang. Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengungkapkan, Presiden menginginkan semua komponen mulai dari petani, pedagang, dan pemerintah terus membangun sinergitas. 

“Presiden inginkan sinergisitas terbangun karena hal itu penting untuk mengendalikan stok dan harga beras di pasar,” ungkapnya.  Sebelumnya, Bulog melaporkan stok beras nasional saat ini 2,1 juta ton. Dari jumlah itu   sebanyak 1,7 juta ton beras impor. Stok tersebut diprediksi akan terus bertambah sebab Bulog menargetkan setidaknya bisa menyerap hasil panen petani 1,8 juta ton pada musim panen Februari hingga Mei 2019. 

Kementerian Pertanian memproyeksi panen pada tiga bulan pertama pada tahun ini mencapai 12,74 juta ton. Jumlah itu mendekati 40 persen dari total produksi beras selama tahun lalu yang mencapai 32 juta ton. Hasil panen awal tahun itu dinilai sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang diprediksi hanya sebesar 7,5 juta ton.  [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.