Dark/Light Mode

Rencana Tarif Batas Atas-Bawah

Pengemudi Ojol Ok, Pengguna Keberatan

Kamis, 14 Februari 2019 10:30 WIB
Pengguna ojol keberatan dengan tarif baru ojol. (Foto : istimewa)
Pengguna ojol keberatan dengan tarif baru ojol. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengemudi dan pengguna ojek online alias ojol, “terbelah”. Penyebabnya, rencana aturan baru untuk ojol. Rencana itu, akan mengatur tarif batas atas dan batas bawah per kilometer. Saat ini, aturan itu sedang diuji publik, di beberapa wilayah.

Ketergantungan Tere, warga Kota Bekasi, Jawa Barat, terhadap ojol, cukup tinggi. Hampir saban hari, wanita yang bekerja di Jakarta Pusat itu, memakai ojol. Kadang, dia naik dari tempat tinggalnya, hingga ke tempatnya bekerja. Tapi seringnya, dia hanya mengorder sampai halte Transjakarta terdekat dari tempat tinggalnya.

Kemarin siang, seperti biasa, dia mengorder layanan ojol. Dari rumahnya, di daerah Pondok Gede, sampai Halte Transjakarta Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur. Tarifnya Rp 10 ribu. Tapi, karena membayar dengan uang elektronik milik penyedia jasa ojol itu, dia dapat diskon.

Tak sampai satu menit, order- annya diambil seorang pengemudi. Tere diminta menunggu. Tidak lama. Tidak sampai lima menit. Pengemudi ojol lalu menjemputnya. Persis di depan Rencana Tarif Batas Atas-Bawah Tukang Ojek Oke, Yang Naik Ojek Minta Jangan Ketinggian Pengemudi dan pengguna ojek online alias ojol, “terbelah”.

Baca juga : El-Gate Mengejar Keberuntungan

Penyebabnya, rencana aturan baru untuk ojol. Rencana itu, akan mengatur tarif batas atas dan batas bawah per kilometer. Saat ini, aturan itu sedang diuji publik, di beberapa wilayah. pagar, tempat tinggalnya. Jarak dari tempat tinggal ke tujuannya tidak begitu jauh. Hanya sekitar enam Km. Bisa ditempuh kurang dari 15 menit.

Tapi cerita bisa berbeda, jika lalu lintas sedang padat. Sebagai pengguna setia, Tere mengaku belum tahu rencana aturan baru ojol. Terutama, terkait aturan tarif batas atas dan batas bawah. Soalnya, hingga saat ini, dia masih membayar dengan tarif biasanya. “Masih sama saja, nggak naik nggak turun,” ucap Tere, yang ditemui di Halte Transjakarta Pinang Ranti.

Tere mengaku tak setuju jika ojol menerapkan aturan tarif yang tinggi. Soalnya, tarif saat ini dinilainya cukup wajar. Lebih mahal, tapi tidak terlalu jauh dari tarif angkutan umum konvensional, atau angkot.

“Makanya peminatnya banyak,” ucapnya. Kalau tarif naik, dia mempre- diksi peminat ojol akan berkurang. Masyarakat akan lebih memilih membawa kendaraan pribadi. “Mungkin ada yang kurang nyaman kalau harus naik angkot lagi. Apalagi, waktu tempuh lebih lama” ujarnya.

Baca juga : Menhub: Minggu Ini Ya...

Jika memang tarif naik, dia meminta jangan terlalu tinggi. Soalnya, akan memberatkan masyarakat, yang sudah terbiasa memakai ojol. Atau, jika nantinya tarif ojol lebih tinggi dari saat ini, perlu dibarengi de- ngan perbaikan kualitas angkot. Sehingga, masyarakat punya banyak pilihan. “Kan bisa ngurangin macet juga kalau naik ojol atau angkot,” sebut Tere.

Respon berbeda diungkap pengemudi ojol, Hadi. Dia setuju dengan penerapan tarif batas atas, dan batas bawah. Menurutnya, itu lebih memberi kepastian. Baik bagi pengemudi, maupun bagi pengguna. “Malah, kalau bisa, batas bawahnya minimal Rp 3 ribu,” kata Hadi.

Sehari-hari, Hadi menunggu orderan di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Tak jauh dari rumahnya. Dekat dengan pusat keramaian. Ada beberapa sekolah, dan juga pasar yang tak begitu besar. Biasanya, dia menunggu bersama beberapa rekannya. Sebuah warung dijadikan semacam tempat nongkrong.

Posisinya, berada di pinggir jalan raya. Hari itu, usai makan siang, Hadi tampak berada di tempat tersebut. Sebuah kursi tempel berbahan kayu, jadi tempatnya mendudukkan badannya. Sambil ngobrol dengan rekannya, mata Hadi mengawasi layar telepon pintarnya. “Biasa siang gini, pas pulang sekolah suka rame,” tuturnya.

Baca juga : Industri Otomotif Semakin Ngebut

Menurutnya, angka Rp 3 ribu per kilometer cukup wajar. Karena, ojol punya kelebihan dalam layanan. Terutama soal kecepatan. Lagipula, sambungnya, jika tarif terlalu rendah, justru akan mematikan angkutan umum lain. Karena, masyarakat akan lebih memilih ojol. “Makanya, biar sama-sama enak. Sesama angkutan umum, nggak saling mematikan," katanya. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :