Dark/Light Mode

Indonesia Siap Menuju Neobank, Bank Mandiri Perkuat Ekosistem Digital

Selasa, 17 November 2020 19:10 WIB
Caption : Senior VP Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie dalam diskusi virtual, Selasa (17/11). (Foto: Istimewa)
Caption : Senior VP Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie dalam diskusi virtual, Selasa (17/11). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Bahkan perseroan mengalami pertumbuhan secara digital hingga 96 persen. Dalam masa-masa pandemi seperti ini transaksi-transaksi di mobile banking itu justru naik. "Kalau bisa kita lihat statistik di Bank Mandiri sekarang hanya 4 persen transaksi yang dilakukan di cabang, sementara 96 persen sendirinya itu sudah dilakukan di e-channel,” terangnya.

Saat ini, layanan e-channel Bank Mandiri terdiri dari internet banking, mobile banking dan juga Mandiri Online. Namun yang paling meningkat signifikan ialah mobile banking dengan volume transaksi hingga 60 persen.

Tak hanya itu saja, menurutnya saat ini fungsi ATM sudah bergeser dari fungsi awal yang biasanya digunakan untuk transfer hingga pembayaran lainnya. Kini dengan hadirnya mobile banking masyarakat bisa melakukan transfer, pembayaran dan pembelian apapun melalui smartphone masing-masing.

Baca juga : Indonesia Terbuka Dengan Kandidat Vaksin Covid Yang Cocok Dan Efektif

“Selama ini, ATM Bank Mandiri 75 persen hanya digunakan untuk tarik tunai artinya hampir semua transaksi non cash sudah kita pindah slowly ke mobile,” katanya.

Dengan pertumbuhan yang signifikan di transaksi digital, sambung Sunarto, Bank Mandiri telah menaikkan kapasitas core banking hingga 2,7 kali agar dapat menampung transaksi digital.

“Dalam dunia digital, kita tidak bisa memperkirakan arus transaksi digital. Oleh karena itu, kita persiapkan platform Bank Mandiri untuk menghadapi arus-arus transaksi digital yang tidak bisa kita perkirakan,” imbuhnya.

Baca juga : Lazada Ajak Masyarakat Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Digital

Dalam memberikan layanan yang cepat, aman dan nyaman, pihaknya juga terus melakukan perbaikan-perbaikan untuk menjadi traditional bank dengan ekosistem digital yang kuat. Tujuannya agar Traditional Bank, seperti Bank Mandiri dapat terus relevan di dunia digital yang semakin dinamis bahkan bertransformasi menjadi Neobank.

Menyoal ini, Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyambut baik hal tersebut. Saat ini persaingan bukan lagi antara bank satu dengan bank lain, tetapi juga dengan fintech.

Untuk itu, bank harus terus memperkuat ekosistem dan infrastruktur digitalnya secara baik. Namun untuk menjadi Neobank, bisnis bank yang beroperasi digital harus dilakukan secara penuh, tak setengah-setengah.

Baca juga : Kembangkan Sistem Analisis Data Nasabah, Bank Mandiri Integrasi Layanan

“Mereka yang benar-benar menjadi neobank menurut saya potensi besar justru di perbankan yang sudah mempunyai ekosistem, ini dulu yang diperkuat. Jadi bank yang tidak mempunyai ekosistem mungkin akan berat kalau akan menjadi neobank,” tegasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.