Dark/Light Mode

Ajak Pengusaha Buka Hati Sikapi Relaksasi Investasi Asing

Darmin: Jangan Teriak Mau Menang-menangan

Sabtu, 24 November 2018 13:09 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. (Foto: IG #darminnasution)
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. (Foto: IG #darminnasution)

 Sebelumnya 
Ngerti Dunia Usaha

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan, tidak semua kebijakan harus dibicarakan dengan pengusaha.
“Tidak semua kebijakan pemerintah harus dibicarakan dengan pengusaha. Jangan lupa, Presiden dan saya dan juga Menko ini pengusaha juga, jadi ngerti juga. Bukan tidak mengerti. Pak Jokowi ngerti, saya ngerti, Menko Maritim (Luhut B Pandjaitan) mengerti soal-soal dagang itu,” kata JK menjawab keluhan pelaku usaha yang tidak diajak bicara merumuskan relaksasi DNI.

Baca juga : Rupiah Paling Perkasa Di Asia, Tapi Sementara

JK menegaskan, revisi DNI ini sama sekali tidak merugikan pengusaha nasional. Pemerintah masih membatasi investasi asing di dalam negeri. Indonesia tidak seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand yang jor-joran membuka investasi asing.

“Kalau kita tidak mempunyai peraturan yang bisa bersaing dengan negara-negara itu, lama-lama kita akan ketinggalan di sektor investasi,” tuturnya.
JK yakin, relaksasi DNI bakal meningkatkan aliran modal asing ke Indonesia, khususnya dari bidang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Baca juga : Minat Investasi Menurun

Selain meningkatkan investasi asing, JK juga yakin, relaksasi DNI bisa memperluas lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan pajak di Indonesia. Kemudian, masuknya perusahaan asing ke Indonesia dapat memberi banyak manfaat. Salah satunya, transfer teknologi dari investor asing ke dalam negeri. Manfaat lainnya, makin terdorongnya pembangunan, infrastruktur.

“Dulu kalau bikin gedung bertingkat 20, itu selalu kontraktor asing, kita yang pengusaha nasional hanya jadi subkontraktor. Sekarang, hampir semua gedung di Jakarta sudah (kontraktor) nasional. Itu karena terjadi transfer teknologi, mulanya kita tidak tahu, tapi lamalama transfer teknologi seperti itu,” ujarnya.  [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.