Dark/Light Mode

Ajak Pengusaha Buka Hati Sikapi Relaksasi Investasi Asing

Darmin: Jangan Teriak Mau Menang-menangan

Sabtu, 24 November 2018 13:09 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. (Foto: IG #darminnasution)
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. (Foto: IG #darminnasution)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah mengimbau pelaku usaha bijaksana dalam menyikapi kebijakan relaksasi daftar negatif investasi (DNI). Kabinet Kerja meyakinkan, Indonesia tidak jor-joran memberikan akses buat investor asing.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution geram dengan pernyataan sejumlah pelaku usaha yang menganggap relaksasi DNI tidak diperlukan. “Enak saja ngomong kaya gitu. Kita ini situasinya, transaksi berjalannya itu turun saja belum bisa. Kalau tidak masuk modal jangka pendek, tidak akan ada yang mengimbangi defisit itu nanti,” kata Darmin di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Rupiah Paling Perkasa Di Asia, Tapi Sementara

Darmin mengatakan, relaksasi DNI adalah kebijakan yang harus dilaksanakan di tengah defisit transaksi berjalan yang masih melebar seperti sekarang. Pemerintah perlu menerbitkan kebijakan yang dapat meningkatkan transaksi modal dan finansial sehingga dapat mengimbangi defisit.
Menurut Darmin, dengan dinaikkannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), saat ini Indonesia memiliki momentum untuk meningkatkan transaksi modal dan finansial.

“Sekarang momentumnya modal asing mulai mau masuk, apalagi setelah kebijakan bunga BI dinaikkan. Momentum ini harus dimanfaatkan dan dijaga. Dengan apa? Dengan berita positif, bukan karena duit,” terangnya.

Baca juga : Minat Investasi Menurun

Darmin meminta para pengusaha membuka hati dan pikiran dalam merespons relaksasi DNI. Ditegaskannya, dirinya siap menjelaskan satu per satu alasan poin-poin dalam relaksasi DNI. “Kami sudah menyampaikan ke Kadin (Kamar Dagang dan Industri) dan Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), tapi katanya masih kurang, ya nggak apa-apa kami akan jelaskan lagi,” katanya.

Dia menilai, pandangan sebagian pengusaha kacau karena dapat informasi yang keliru. Misalnya, informasi soal bidang usaha industri penguasaan umbi-umbian yang dibuka untuk investasi asing. Padahal, tidak benar.

Baca juga : BI & Ekonom Kompak Pangkas Pertumbuhan Ekonomi 2019

“Kita fair aja. Kalau dia (pengusaha) punya bukti, ya kami akan ikuti. Pada dasarnya kami terbuka, kami tidak mau menang-menangan sendiri. Kami juga harapkan pengusaha juga bukan hanya teriak mau menang-menangan,” cetusnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.