Dark/Light Mode

Pertamax Mau Disubsidi, Rakyat Makin Dimanja

Rabu, 20 Maret 2019 07:14 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan (tengah) didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kanan) dan Sekjen ESDM Ego Syahrial mengikuti raker dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan (tengah) didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kanan) dan Sekjen ESDM Ego Syahrial mengikuti raker dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada kabar baik lagi buat rakyat. Pemerintah berencana memberikan subsidi untuk pertamax. Ini dilakukan untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Rakyat semakin dimanja.

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menghadiri rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR Tamsil Linrung.

Jonan yang mengenakan jaket hitam ini didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Sekjen Ego Syahrial, Dirjen Migas Djoko Siswanto, dan Dirjen Minerba Bambang Gatot.

Menurut Jonan, pemerintah membuka peluang memberikan subsidi untuk pertamax agar penggunaan BBM ramah lingkungan meningkat. Selama ini subsidi diberikan untuk BBM oktan rendah. "Ada wacana, 2020 nanti subsidi mau dibalik. Jadi (BBM oktan rendah) tidak dapat subsidi tapi pertamax yang diberikan subsidi," kata mantan Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini.

Pemberian subsidi pertamax merupakan usulan dari beberapa anggota Komisi VII. Jonan menceritakan, pada Oktober 2018 lalu, anggota DPR Kardaya Warnika dalam rapat di DPR bilang pemerintah tidak perlu lagi subsidi bensin seperti premium. Tapi pertamax dan kawan-kawan.

Baca juga : Mensos Berharap Pengetahuan Mitigasi Bencana Makin Masif

"Ke depan, perlu dipertimbangkan mungkin tahun depan seperti usul Pak Kardaya itu,” ujarnya.

Namun, Jonan melanjutkan, pertamax yang disubsidi bukan jenis Turbo. "Jadi yang lain tak disubsidi. Kita subsidi bahan bakar ramah lingkungan yang banyak digunakan masyarakat. Ini bahas untuk APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2020 ya," tegasnya.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyambut baik langkah pemerintah ini. Menurut dia, ke depan memang pemerintah harus sudah mengurangi penggunaan bahan bakar tidak ramah lingkungan.

Subsidi bisa mempercepat itu. Kebijakan ini juga semakin memanjakan rakyat. Karena harga pertamax jadi lebih terjangkau,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut dia, pemberian subsidi untuk BBM ramah lingkungan sudah dilakukan Malaysia. Namun, ada beberapa yang harus diperhatikan pemerintah, yaitu daya beli dan keterjangkauan pertamax. “Subsidi harus diberikan sesuai dengan kemampuan masyarakat,” katanya.

Baca juga : Airin Puji Pamulang

Kendati begitu, dia menegaskan, kebijakan ini sudah tepat. Apalagi, beberapa negara juga sudah mengurangi penggunaan bahan bakar tidak ramah lingkungan. “Sudah banyak yang menggunakan euro IV,” tukasnya.

Untuk diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Anggaran (Banggar) DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2019. Besaran subsidi energi disepakati sebesar Rp 160 triliun.

Jumlah ini lebih rendah dibandingkan proyeksi tahun ini yang sebesar Rp 163,4 triliun. Besaran subsidi energi tersebut juga lebih rendah Rp 4,09 triliun dibandingkan usulan terakhir pemerintah, yaitu sebesar Rp 164,09 triliun seiring perubahan asumsi kurs rupiah menjadi Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, subsidi energi lebih tinggi Rp 4,1 triliun dibandingkan rencana awal yaitu sebesar Rp 156,5 triliun.

Tekan Pengoplosan

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menambah, subsidi untuk BBM ramah lingkungan ini sekaligus untuk menekan peredaran BBM ilegal yang mutunya di bawah standar. Sudah banyak temuan soal peredaran solar oplosan di bawah standar.

Baca juga : Segera Disidang, Bupati Malang Non Aktif Rendra Kresna

"Secara kebetulan pekan lalu saya, dirjen dan BPH Migas itu ke Muara Baru dan Angke tempat ditemukannya sample itu," tuturnya.

Setelah menemukan solar ilegal, Arcandra pun langsung menyusun langkah-langkah, untuk memberantas peredaran solar ilegal tersebut. "Kami tahu. Apa langkah? Ini kami lagi susun apakah kami bisa melakukan corrective action," ujarnya. KPJ

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.