Dark/Light Mode

Situs Kerap Kena Hacker

Pemerintah Mesti Pikirkan Kurikulum Keamanan Siber

Selasa, 26 Maret 2019 08:26 WIB
Chairman lembaga riset keamanan siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha. (Istimewa)
Chairman lembaga riset keamanan siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha. (Istimewa)

 Sebelumnya 
Lebih dalam terkait keamanan password, Pratama mengatakan, memang menjadi perhatian serius, terutama di Indonesia.

Pada 2017, CISSReC mengadakan penelitian, hasilnya sekitar 58 persen masyarakat perkotaan tidak pernah mengganti password akun aset digital mereka, berupa media sosial, email dan lainnya. Padahal di saat yang sama, 66 persen tidak mempercayai marketplace tanah air cukup aman dari peretasan.

Pada Mei 2017, Indonesia mendapat serangan Wannacry dan Kemenkominfo langsung memberikan panduan agar aman dari serangan malware ganas tersebut. Dari responden yang mengetahui panduan Kominfo, hanya 33 persen saja yang mengikuti.

Baca juga : Salurkan KUR Perikanan Rp 201 Miliar, Pemerintah Bantu Nelayan

“Semua fakta ini memberikan pelajaran bahwa keamanan siber sebenarnya belum benar-benar menjadi bagian kehidupan sehari-hari di masyarakat. Padahal tiap hari masyarakat berinteraksi dan berkegiatan di dunia maya.” ujarnya.

Lebih lanjut tentang isu akun pengguna Bukalapak, jika benar password merupakan data yang dijual maka ini hal yang gawat.

Menurutnya, sebuah akun media sosial maupun marketplace bisa diganti email, alamat bahkan bisa mengorder sendiri.

Baca juga : Warga Malaysia Curigai Pembebasan Siti Aisyah

Pratama juga menyarankan kepada pengguna akun untuk melakukan penggantian password pada semua akun marketpalce, media sosial dan platform lain di internet.

“Sebenarnya paling baik ada setiap platform internet mempunyai password yang berbeda, untuk mengakali banyaknya password bisa digunakan password manager agar mudah mengelola password,” jelas dia.

Sebelumnya, sempat beredar kabar 13 juta akun pengguna Bukalapak dicuri untuk dijual oleh hacker. Bukalapak langsung membantah isu tersebut. Pihaknya meminta para pengguna untuk sering mengganti password.

Baca juga : Pemerintah Pacu Industri Furnitur

Head of Corporate Communications, Intan Wibisono menjelaskan, dalam industri digital memang risiko terbesarnya adalah dibobol atau diserang hacker. Tapi potensi serangan Distributed Denial of Service (DDos) dari hacker bisa ditekan.

Cara mengantisipasi hal buruk tersebut, Bukalapak menyarankan pengguna harus sering ganti seluruh password akun.

“Bukalapak menghimbau para pengguna untuk lebih memperhatikan keamanan bertransaksi, antara lain dengan mengganti password secara berkala,” ujar Intan dalam keterangannya. (JAR)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.