Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
“Kami juga sudah menandatangani kerja sama terkait daging dengan Mexico,” ungkapnya.
Dia menggarisbawahi, kerja sama dengan importir tetap diperlukan jika komoditas itu memang tidak ada atau tidak bisa memenuhi kebutuhan di Indonesia. “Misalnya kedelai, confirm impor. Hari ini private yang diberikan kesempatan,” tambahnya.
Menurut Arief, untuk mencapai tujuan harus dihilangkan ego sektoral. Karena itu, BUMN Klaster Pangan telah menjalin kerja sama dengan Kementan dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Baca juga : Jangan Saling Membungkam
Menyoal ini, Chief Economics Danareksa Research Institute, Moekti Prasetiani Soejachmoen mengingatkan, harga pangan nasional naik selama pandemi Covid-19. Dan itu, bukan hanya terjadi di Indonesia, namun menjadi tren global.
“Kalau kita lihat, sejak pandemi harga pangan global alami peningkatan, begitupun Indonesia. Walaupun tidak setinggi krisis pangan 2007, meningkatnya cukup tinggi banding sebelumnya,” tutur Moekti kepada Rakyat Merdeka, Senin (22/2).
Mengutip laporan World Bank, Moekti bilang, prospek harga pangan komoditas agrikultur dari 2021-2030 masih akan mengalami peningkatan. Baik itu untuk kategori beverages maupun food. Komoditas pangan yang mengalami peningkatan harga paling tinggi yakni minyak nabati.
Baca juga : Bamsoet: Kepemilikan Senjata Api Untuk Bela Diri Tak Sembarangan
Hal itu disebabkan penggunaan minyak nabati tidak hanya untuk makanan. Ini menyebabkan permintaan meningkat akibat terjadinya kenaikan populasi. Otomatis, kondisi ini mengerek harga suatu komoditas.
Selain itu, lanjut Moekti, peningkatan harga selama pandemi ini pula terjadi karena adanya faktor cuaca buruk dan hambatan distribusi. “Awal pandemi Indonesia mengalami kesulitan distribusi pangan dari sentra produksi sampai konsumen. Lalu sekarang ada cuaca
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa berpendapat, dari sisi ketersediaan stok pangan, khususnya di musim hujan, seharusnya tidak ada masalah. Apalagi, Perum Bulog awal tahun ini memastikan stok bahan pangan, khususnya beras, tersedia cukup aman hingga beberapa bulan ke depan.
Baca juga : Orang Kaya Tepuk Tangan
Namun yang mesti diperhatikan, kata Andreas, terjadi peningkatan biaya produksi oleh petani pada musim hujan seperti ini.
“Sementara, tidak ada kenaikan Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditetapkan untuk produk pangan strategis, khususnya beras,” tutup Andreas kepada Rakyat Merdeka, kemarin. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya