Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Upaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong penggunaan kompor listrik, sebaiknya dibarengi dengan pemberian stimulus atau insentif agar masyarakat mau beralih dari kompor gas.
Sebab, ada kekhawatiran biaya listrik akan membengkak. Mengingat, daya yang dibutuhkan untuk menggunakan kompor listrik cukup tinggi.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, program konversi kompor gas ke kompor listrik merupakan langkah baik yang dilakukan pemerintah. Ini untuk menjaga ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan impor LPG (Liquified Petroleum Gas).
Baca juga : Mengapa Pesantren Begitu Penting?
“Tapi, tetap ada catatan yang perlu diperhatikan. Misal, kompor listrik lebih mungkin digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke atas,” ujar Mamit kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Hal ini dikarenakan, daya listrik yang terpasang harus di atas 1.300 Volt Ampere (VA). Jika di bawah itu, biasanya tidak akan kuat menghidupkan kompor listrik karena ada penggunaan barang elektronik lainnya dalam satu rumah.
Mamit juga meminta, pemerintah mempertimbangkan penggunaan kompor listrik pada hunian atau perumahan subsidi, yang biasanya dikhususkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Baca juga : KSB Banyak Beroperasi Di Daerah Papua Yang Masih Tertinggal
“Rumah subsidi kan dayanya 450 VA atau 900 VA. Bagi yang bersedia pakai kompor listrik, minimal diberikan stimulus atau diskon,” katanya.
Selain itu, ketika nantinya banyak masyarakat sudah beralih menggunakan kompor listrik, dia juga berharap PLN bisa menjaga keandalannya menyuplai listrik.
“Jangan sampai byar pet. Orang lagi masak, tiba-tiba listrik mati. Nah, ini yang harus dijaga. Beda ketika pakai gas. Jika gasnya habis, ya tinggal ganti,” tuturnya.
Baca juga : Soal Kelanjutan Kompetisi Sepak Bola, Ketum PSSI Apresiasi Komisi X DPR
Tidak hanya itu, Mamit mengusulkan perusahaan setrum negara itu turut menjalin kerja sama dengan perusahaan atau industri pendukungnya. Ini dilakukan untuk menyesuaikan produksi. Pasalnya, peralatan masak kompor listrik berbeda dengan kompor konvensional.
Dihubungi terpisah, Vice President (VP) Public Relations PLN Arsyadany Ghana Akmalaputri mengaku, saat ini pihaknya tengah menyiapkan kebijakan insentif khusus kepada pelanggan yang mau beralih ke kompor listrik.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya