Dark/Light Mode

Diskriminasi Sawit, Eropa Bisa Rugi

Indonesia Mampu Olah CPO Untuk BBM Dalam Negeri

Senin, 6 Mei 2019 14:59 WIB
Panen Sawit: Truk mengangkut sawit dari para buruh tani untuk dijual ke PT Unggul Widya Teknologi Lestari di tengah perkebunan sawit di Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar). Perkebunan sawit telah berkontribusi besar untuk perekonomian masyarakat khususnya penduduk transmigran di Pasangkayu.  Foto: Fajar El Pradianto/RM
Panen Sawit: Truk mengangkut sawit dari para buruh tani untuk dijual ke PT Unggul Widya Teknologi Lestari di tengah perkebunan sawit di Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar). Perkebunan sawit telah berkontribusi besar untuk perekonomian masyarakat khususnya penduduk transmigran di Pasangkayu. Foto: Fajar El Pradianto/RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Langkah Uni Eropa mendiskriminasikan produk sawit Indonesia memicu inovasi penggunaan Crude Palm Oil (CPO) untuk kebutuhan dalam negeri.

Kuasa Direksi PT Unggul Widya Teknologi Lestari, Muchtar Tanong memandang, sikap Eropa mendiskriminasikan sawit Indonesia secara bertahap akan mendorong pelaku usaha untuk berinovasi. Khususnya pengusaha di industri hilir yang berupaya mengolah CPO agar bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan BBM kendaraan atau mesin di industri dalam negeri.

Baca juga : Dubes Jepang: Indonesia Makin Matang Dalam Berdemokrasi

“Sebetulnya sikap Eropa bagi kami industri hulu tidak berdampak signifikan kalau permintaan dari hilirnya masih berjalan. Tapi berjenjang Indonesia melakukan inovasi memanfaatkan sawit untuk BBM sehingga mengurangi ketergantungan impor BBM,” kata Muchtar kepada RMco di pabrik pengolah sawit di Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), kemarin.

Secara bertahap, Indonesia telah menerapkan bahan bakar nabati atau biodiesel dengan kandungan minyak sawit. Mulai dari 20 persen, 30 persen hingga 50 persen sudah mulai dilakukan. Menggunakan B50 maka dari perhitungannya akan menghemat jutaan ton.

Baca juga : Belgia Vs Rusia, Lukaku Masih Luka

“Kita masih bisa terus berinovasi. Kita masih bisa mencoba sampai dengan B50 jika kita bisa menerapkan sampai B50 dengan dipercepat maka sudah 20 juta ton CPO kita sudah diserap untuk BBM dalam negeri jadi kita tidak bergantung kepada pembeli dari Eropa,” kata dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.