Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Inflasi Terkendali Di Tengah Pandemi
Kita Wajib Bersyukur Tapi Tetap Waspada
Kamis, 26 Agustus 2021 06:30 WIB
Sebelumnya
Kedua, Jokowi minta fokus perhatian tidak hanya pada pengendalian inflasi. TPIP dan TPID juga perlu lebih aktif mendorong sektor ekonomi yang potensial untuk tumbuh produktif. Khususnya produktivitas petani, nelayan dan penguatan di sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Ketiga, dia meminta agar pemerintah meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian. Sektor ini salah satu yang unggul dan dapat melibatkan banyak tenaga kerja di tengah pandemi.
“Saya yakin di kuartal III sektor pertanian bisa tumbuh positif lagi karena potensi pasar tetap masih sangat besar, baik di dalam maupun ekspor,” ujar Jokowi.
Baca juga : Izin Liga 1 Terbit, Menpora Tegaskan Prokes Ketat Wajib Dipatuhi
Sementara, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, hingga Juli 2021 inflasi terjaga rendah di hampir seluruh daerah.
Perry memperkirakan, inflasi pada 2021 dan 2022 akan terjaga di kisaran 3 persen plus minus 1 persen. Kondisi ini akibat terjaganya ekspektasi dan stabilitas nilai tukar serta belum kuatnya permintaan serta ketersediaan pasokan.
Perry mengingatkan, risiko kenaikan inflasi pada tahun 2022 perlu diantisipasi sejalan dengan kenaikan permintaan domestik dan harga komoditas dunia.
Baca juga : Dihujat Dulu, Baru Tobat
Dia mengapresiasi semua pihak, baik di pusat maupun daerah yang telah bersinergi mewujudkan stabilitas harga. Sehingga mendukung upaya pemulihan ekonomi Indonesia dan menjaga kesejahteraan rakyat.
“Terjaganya stabilitas harga ini, khususnya harga pangan perlu dijadikan momentum untuk memperkuat peran UMKM pangan dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Perry.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana mengatakan, inflasi yang rendah dipastikan karena aktivitas ekonomi mengalami perlambatan.
Baca juga : Aplikasi Ngelesin Berikan Solusi Pendidikan di Tengah Pandemi
“Ini mencerminkan aktivitas domestik lebih lemah karena pemerintah memberlakukan pembatasan mobilitas,” kata Wisnu.
Menurut Wisnu, pembatasan sosial yang ketat akan berdampak signifikan pada perkiraan pertumbuhan ekonomi selama 2021. Dia memprediksi, ekonomi hingga akhir tahun hanya akan tumbuh sebesar 3,4 persen. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya