Dark/Light Mode

Ikut Program Makmur Pupuk Kaltim, Hasil Tani Iqbal Naik Signifikan

Rabu, 3 November 2021 20:45 WIB
Petani milenial binaan Program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), di Jember Jawa Timur, Iqbal Abipraya. (Foto: Istimewa)
Petani milenial binaan Program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), di Jember Jawa Timur, Iqbal Abipraya. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Ia mengatakan, dalam program Makmur, ia menggunakan produk nonsubsidi Pupuk Kaltim yakni Urea Daun Buah, NPK Pelangi 16-16-16 dan 20-10-10, serta pupuk hayati Ecofert.

Saat panen pertama, dia langsung melihat hasil yang jauh berbeda dibanding menggunakan pupuk subsidi maupun produk sejenis lainnya.

NPK Pelangi sebagai pupuk majemuk slow release, dinilainya sangat bagus untuk pertumbuhan daun, batang dan buah tanaman, sehingga buah semangka pun lebih besar.

"Selain itu ketahanan tanaman juga lebih baik, karena NPK Pelangi memiliki DAP yang sangat bagus untuk tanaman," jelas Iqbal.

Baca juga : Produktivitas Petani Naik Capai 44 Persen

Perbedaan mencolok lainnya, buah semangka Grade A dengan berat diatas 4 Kilogram (Kg), hanya bisa dicapai Iqbal saat pemetikan pertama dari tiga kali petik dalam satu masa panen.

Selanjutnya buah yang dihasilkan menjadi lebih kecil pada kategori Grade B dengan berat 3,5-4 Kg, atau Grade C dengan berat dibawah 3,5 Kg.

"Tapi karena NPK Pelangi slow release, ketersediaan pupuk dalam tanah selalu ada. Jadi tetap memberi nutrisi untuk hasil panen selanjutnya dengan buah yang masih besar," imbuhnya.

Selain peningkatan hasil, penurunan biaya produksi juga berhasil dilakukan Iqbal dengan penggunaan pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim.

Baca juga : Panen Program Makmur, Pupuk Indonesia Dongkrak Produktivitas Petani Hingga 44 Persen

Harga NPK Pelangi menurut dia jauh lebih murah dibanding produk nonsubsidi sejenis, termasuk pengaplikasiannya pada lahan pertanian yang jauh lebih hemat.

Ia menjelaskan, untuk satu kali masa tanam hingga panen, Iqbal mampu menghemat biaya produksi hingga 20 persen dengan peningkatan hasil antara 17-20 persen dengan rata-rata panen antara 35-40 ton per hektare (ha) dari sebelumnya maksimal 30 ton per ha.

"Rata-rata buah yang dihasilkan bisa mencapai 7-10 Kg di panen pertama, lalu 4-7 Kg saat panen kedua dan ketiga. Akhirnya banyak petani sekitar yang tanya dan mulai pakai produk Pupuk Kaltim juga," lanjut dia.

Iqbal menilai, program Makmur sangat membantu petani untuk lebih sejahtera, karena selain mendapatkan kemudahan akses seperti modal hingga bibit dan sarana pertanian lainnya, para petani juga mendapat pendampingan dan edukasi untuk memaksimalkan produktivitas tanaman.

Baca juga : Dukung Program Kampung Iklim, KPI Group Raih Apresiasi Dari KLHK

Hal ini juga bentuk dukungan korporasi yang sejalan dengan pilihan hidupnya, untuk mengajak lebih banyak generasi muda yang terlibat dan memajukan sektor pertanian di Indonesia.

"Melihat program Makmur ini, saya yakin akan lebih banyak generasi muda yang mau terjun di dunia pertanian. Apalagi di Desa Mayangan ini ada 150 hektar lahan potensial yang siap digarap dan dikembangkan ke depannya," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.