Dark/Light Mode

Umroh Pasca Suspend Jadi Tolak Ukur

Menag: Kalau Kasus PCR Bodong Masih Ada, Peluang Haji Makin Berat

Selasa, 30 November 2021 19:16 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VIII DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/11). (Foto: YouTube)
Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VIII DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/11). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, kebijakan penyelenggaraan ibadah umroh 1443 H/2021 M akan menjadi simulasi terbukanya pintu bagi jemaah haji Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan Menag dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI membahas Perkembangan Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah serta isu-isu aktual lainnya di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (30/11).

"Kita harus mampu menyelenggarakan ibadah umroh dengan baik. Ini tanggung jawab kita bersama. Kalau umroh ini bisa diselenggarakan dengan baik, maka besar kemungkinan, ibadah haji juga bisa dibuka oleh pemerintah Arab Saudi," kata Menag, Selasa (30/11).

Baca juga : DPRD Kota Bandung Minta APBD Perubahan 2021 Dikaji Ulang

Penyelenggaraan umrah yang akan dijalankan nanti merupakan uji coba atau simulasi dari penyelenggaraan ibadah haji, pasca pencabutan suspend Arab Saudi terhadap jemaah Indonesia per 1 Desember 2021.

"Kalau umrah kita berhasil, Insya Allah haji kita akan terbuka. Jadi, terbuka atau tidaknya peluang haji nanti  tergantung bagaimana kita mampu melaksanakan umroh dengan baik. Jangan ada lagi kasus-kasus seperti PCR bodong dan lain sebagainya. Kalau kasus ini masih ada, maka harapan jemaah haji Indonesia akan semakin berat," papar Menag.

"Ini menjadi kewajiban kita semua. Pemerintah, DPR dan penyelenggara umroh harus lebih serius, terutama dalak hal protokol kesehatan," sambungnya.

Baca juga : Muhadjir: Kapasitas Penonton Hanya 25 Persen Dan Sudah Divaksin Tahap Kedua

Kementerian Agama terus bergerak cepat dalam menyiapkan langkah-langkah dan skema terkait perkembangan penyelenggaraan ibadah umroh dan haji Indonesia 1443 H, pasca pencabutan suspend Arab Saudi terhadap jemaah Indonesia.

Terkait integrasi aplikasi PeduliLindungi dengan aplikasi Tawakalna, Menag mengaku sudah bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Kesehatan. Sehingga, proses integrasinya sedang dalam tahap finalisasi.

"Mudah-mudahan, integrasi aplikasi ini akan mempermudah jemaah kita dalam menjalankan ibadah umroh," harap Menag.

Baca juga : Mendag Ingin Masyarakat Aman Dan Nyaman Berbelanja

Dalam raker tersebut, Menag juga memaparkan persiapan penyelenggaraan ibadah umroh 1443 H dengan sejumlah skema dan alur proses persiapan dalam negeri hingga luar negeri.

Termasuk, menyiapkan skema One Gate Policy (OGT) atau sistem pengendalian pemberangkatan jemaah umrkh secara terpusat. Seperti proses pemeriksaan kesehatan, tes PCR/Swab, pengecekan status vaksinasi, keimigrasian dan pengurusan dokumen perjalanan lainnya.

"Hal ini dimaksudkan untuk melindungi keamanan dan keselamatan jemaah umrah  serta upaya menyakinkan para mitra kita di Arab Saudi. Bahwa Indonesia telah secara serius dan baik dalam menyiapkan jemaah umroh, berikut dengan penerapan protokol kesehatan sesuai standar sejak sebelum diberangkatkan," tandas Menag. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.