Dark/Light Mode

Harus Dihormati & Dilestarikan

Menko Airlangga: Tradisi Budaya Leluhur Sarat Nilai Amanah Dan Religiusitas

Jumat, 16 September 2022 07:56 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan) saat menghadiri acara zikir dan shalawat, sekaligus Haul Kiai Ageng Gribig bersama ribuan masyarakat di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. (Foto: Humas Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan) saat menghadiri acara zikir dan shalawat, sekaligus Haul Kiai Ageng Gribig bersama ribuan masyarakat di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. (Foto: Humas Ekon)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seiring kian landainya kasus pandemi Covid-19, aktivitas masyarakat di berbagai bidang semakin terlihat. Termasuk, dalam melakukan gelaran budaya di berbagai daerah.

Sebagai cerminan kearifan lokal, gelaran budaya yang dilangsungkan juga mampu memicu kembali pulihnya perekonomian masyarakat.

 

Kirab Budaya Gunung Apem di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. (Foto: Humas Ekon)

 

Salah satunya, Kirab Budaya Gunung Apem yang diselenggarakan di Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Menurut salah seorang sesepuh kegiatan, Kanjeng Raden Tumenggung Muhammad Darianto Rekso Hastonodipuro, kirab tersebut dimaksudkan untuk menjadi media dalam merayakan dan mengenang tradisi, yang diajarkan Kiai Ageng Gribig: dakwah melalui budaya.

Baca juga : Lestari: Penguatan Sektor Budaya Butuh Perhatian Serius

Budaya yang dimaksud adalah andum atau berbagi ampunan kepada sesama manusia, yang kemudian disimbolkan secara fisik dengan pembagian apem kepada masyarakat.

 

Saparan Apem Ya Qowiyyu, inovasi strategi dakwah unik Kiai Ageng Gribig yang terus dilestarikan hingga saat ini. (Foto: Humas Ekon)

 

Tradisi andum apem sendiri sudah dimulai sejak 403 tahun lalu. Namun, untuk kegiatan kirab, baru dilangsungkan sejak tahun 1985. Seiring dengan bertambahnya jumlah peziarah di makam Kiai Ageng Gribig.

Puncak acara budaya andum apem adalah membagikan 4 hingga 5 ton apem kepada seluruh masyarakat. Sebagai simbol kebajikan, dalam memberikan sedekah kepada sesama.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ikut serta menjaga tradisi dan menghormati budaya warisan leluhur, dengan menghadiri acara zikir dan shalawat, sekaligus Haul Kiai Ageng Gribig bersama ribuan masyarakat.

Baca juga : Lestari: Cegah Budaya Kekerasan, Tanamkan Nilai Kebangsaan Sejak Dini

Acara tersebut diselenggarakan setelah Kirab Budaya Gunung Apem selesai dilaksanakan, Kamis (16/9).

Dalam sambutannya, Menko Airlangga menuturkan, tradisi pembagian apem atau lebih dikenal dengan Saparan Apem Yaa Qowiyyu tersebut merupakan inovasi strategi dakwah unik Kiai Ageng Gribig. Dengan membagikan apem kepada masyarakat, sembari membaca wirid Yaa Qowiyyu.

Tradisi ini mengandung nilai-nilai yang dapat menjadi pedoman garis perjuangan bagi masyarakat, dalam mengemban amanah.

"Nilai yang diajarkan Kiai Ageng Gribig, senantiasa menjadi nilai bagi kita. Karena apem mempunyai filosofi tersendiri," ujar Menko Airlangga, Jumat (16/9).

Berikut rincian filosofi apem yang dimaksud:

A: Akar sejarah yang kuat guna menjaga tradisi budaya dan warisan pahlawan bangsa.

Baca juga : Lestari Ingin Etika Dan Budaya Warnai Ruang Digital

P: Persatuan dan kesatuan demi menjaga dan menanamkan nilai toleransi, kerukunan, dan kebhinekaan.

E: Ekonomi kerakyatan, sehingga pembangunan ekonomi harus ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.

M: Masyarakat maju, beragama, berakhlakul karimah, dan maju secara ilmu pengetahuan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.