Dark/Light Mode

Akuisisi 51 Persen Saham Freeport Indonesia

2025, Negara Balik Modal

Kamis, 6 Oktober 2022 07:55 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kedua kanan) didampingi Chairman of The Board & Chief Executive Officer Freeport McMoRan Richard C Adkerson (kanan), Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas (kiri) dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Jaka Sembiring, memberikan keterangan pers, usai memberikan Orasi Ilmiah bertema Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal, di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/10/2022). (Foto: Didi Rustandi/RM)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kedua kanan) didampingi Chairman of The Board & Chief Executive Officer Freeport McMoRan Richard C Adkerson (kanan), Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas (kiri) dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Jaka Sembiring, memberikan keterangan pers, usai memberikan Orasi Ilmiah bertema Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal, di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/10/2022). (Foto: Didi Rustandi/RM)

 Sebelumnya 
Dia mengungkapkan, berdasar­kan negosiasi dengan Presiden Jokowi dan jajaran menterinya, Pemerintah mendapatkan 70 persen manfaat ekonomi dari operasional bisnis Freeport di Indonesia. Komitmen terse­but dapat direalisasikan oleh Freeport.

“70 persen itu lebih dari negara lain yang berpartisipasi di seluruh dunia di sini. Jadi, ketika Anda mendengar ada yang bilang Pemerintah tidak mendapat banyak manfaat dari PTFI, lihatlah fakta ini,” tegas Adkerson.

Dia juga menyampaikan ke­banggaannya atas kontribusi Freeport-McMoRan melalui PT Freeport Indonesia (PTFI) yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1972 hingga kini.

Baca juga : Punya Saham 51 Persen Di Freeport, RI Bisa Balik Modal Di 2024

Di mana, tambang di Papua telah dioperasikan sepenuhnya oleh warga negara Indonesia.

Tak hanya di Papua, juga men­jelaskan, dibangunnya smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur merupakan bentuk komit­men PTFI kepada Pemerintah Indonesia.

Adkerson bilang, semula proyek smelter di Gresik itu ditargetkan rampung pada 2023. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 membuat pekerjaan terkendala.

Baca juga : Freeport Perhatikan Tenaga Kerja Lokal

“Saya di sana (Gresik) bulan lalu, kami membuat progres besar. Kami memberi saran ke Presiden Jokowi bahwa bekerja dengan rajin untuk menyele­saikannya pada awal 2024,” ujarnya.

Memang, pembangunan smelter membutuhkan modal besar. Namun, menjadi suatu kebanggaan. Sebab, hal itu merupakan smelter single line terbesar yang mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

“Manfaat smelter ini jauh lebih besar dari sekadar investasi. Juga menciptakan lapangan pekerjaan dan pengembangan komunitas. Peluang di sektor pertambangan untuk masa mendatang masih terbuka,” jelasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.