Dark/Light Mode

Pastikan NTT Tanam 2 Kali Setahun, Mentan Serahkan Bantuan

Jumat, 29 Mei 2020 17:32 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengendarai mesin traktor bantuan pemerintah di Kupang, NTT, Jumat (29/5)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengendarai mesin traktor bantuan pemerintah di Kupang, NTT, Jumat (29/5)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (29/5), Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani berupa 40 traktor dan alat pertanian lain. Dirinya berharap NTT dapat melaksanakan upaya tanam 2 kali setahun.

“Kunci daerah yang bisa maju itu kalo kepala daerahnya punya managemen agenda pertanian, yang diturunkan berupa kebijakan pemerintah. Untuk itu Pak Gubernur, NTT tidak boleh mundur, petani bertanam 2 kali setahun,”kata SYL saat memberikan sambutannya di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT.

SYL mengatakan, Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang saat ini sedang dikerjakan Pemda NTT, akan mampu membawa daerah itu keluar dari kemiskinan dan menjadi sejahtera.

Menurutnya, sektor pertanian adalah sektor yang menjadi jawaban dan diunggulkan setelah melewati pandemi Covid-19.

Baca juga : Pengamat: Masih Banyak Kalangan Salah Menilai RUU Cipta Kerja

“Dalam kondisi Covid seperti ini, ekonomi yang bisa jalan adalah pertanian. Karena  ini masalah perut. Dalam 100 hari lagi kita mau lihat perkembangan NTT,” ucapnya.

SYL memaparkan prognosa produksi dan kebutuhan beras nasional, hingga akhir Desember 2020 stok beras masih akan tersedia 4,7 juta ton. Untuk mengamankan pasokan beras di tengah pandemi Covid-19, Kementan telah melakukan gerakan percepatan tanam padi 5,6 juta hektare pada musim tanam dua di 33 provinsi. 

Pemerintah menargetkan program itu bisa menghasilkan produksi beras 15 juta ton Juli- Desember 2020. Paling tidak, untuk target pesimistis bisa mencapai 13,2 juta ton. 

Kementan juga memiliki 3 program alternatif untuk mengamankan pangan masyarakat Indonesia, di antaranya optimalisasi lahan rawa 400 ribu hektare yang diperkirakan dapat menghasilkan 1,2 juta ton beras. Selain itu, melakukan diversifikasi pangan hingga membuat lumbung pangan di setiap provinsi.

Baca juga : Ini Manfaat Antioksidan Untuk Mencerahkan Kulit

“NTT harus punya lumbung pangan sendiri dan setiap kecamatan akan terkoneksi. Bersama kami (Kementan) membuat konstraling ( komando stategi penggilingan), di mana ini akan menjadi lumbung pangan yang ada di kecamatan,” ucap SYL.

Untuk pertanian di NTT, Kementan memberikan bantuan senilai 103,063 miliar. Harapannya, pemerintah daerah lebih menggiatkan lagi pertanian.

Di kesempatan yang sama, Gubernur NTT Viktor Laiskodat menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian yang telah menaruh perhatian khusus terhadap NTT.

“Kita bersyukur walaupun di masa pandemi Covid-19, tetapi Pak Menteri dan rombongan tetap kerja dengan semangat yang luar biasa, untuk memperhatikan pengembangan sektor pertanian di NTT,” ungkapnya.

Baca juga : Pantau Panyaluran BST di Semarang, Mensos: Jangan Buat Beli Rokok!

Viktor mengungkapkan beberapa masalah pertanian yang masih terus diatasi Pemda NTT, hingga saat ini adalah perbaikan pengairan. Transformasi budaya tanam 2 kali setahun yang disampaikan Mentan, menurutnya, memberikan energi dan semangat untuk terus memaksimalkan potensi wilayah.

Viktor bercerita, hampir semua kebutuhan masyarakat NTT saat ini berasal dari luar daerah, sehingga supply chain tidak memberikan nilai tambah Provinsi NTT, sehingga pertanian satu-satunya yang bisa diandalkan untuk dipenuhi.

“Saya ingin mengembalikan kejayaan NTT Pak Menteri, salah satunya sebagai penghasil protein,” tukasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.