Dark/Light Mode

Soal Resuffle Kabinet

Presiden Belum Tutup Buku

Kamis, 9 Juli 2020 06:25 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Negara)
Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Negara)

 Sebelumnya 
Sebelumnya, Mensesneg Pratikno menilai isu reshuffle sudah tak relevan lagi dibicarakan. Sebab, kinerja para menteri sudah membaik setelah ditegur Jokowi. “Jangan ribut lagi reshuffle karena progres kabinet berjalan dengan bagus,” kata Pratikno di kantornya, Jakarta, Senin (6/7).

Tapi, dalam rapat terbatas (ratas) Selasa (7/7), Presiden tampak belum puas dengan kinerja pembantunya. Dia masih mewanti-wanti agar para menteri bekerja lebih keras lagi. “Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini,” tegas Jokowi.

Bahkan, mantan Wali Kota Solo itu juga menyentil lamanya Peraturan Menteri (Permen) dibuat. Jokowi berharap, jika biasanya butuh waktu 2 minggu, sekarang harus selesai 2 hari. “Itu loh yang saya inginkan,” ingatnya lagi.

Baca juga : Semua Menteri Belum Aman

Jokowi kembali mengingatkan para pembantunya bahwa dirinya butuh terobosan. Menurutnya, cara kerja yang lama dan rumit harus se gera ditinggalkan. “Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary,” sentil Kepala Negara.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin meyakini, perihal reshuffle belum tutup buku. “Masih digocek-gocek Jokowi dan Istana,” kelakar Ujang, tadi malan.

Dia menduga, pernyataan Mensesneg Pratikno, yang menyebut kinerja kabinet membaik setelah Jokowi marah-marah, hanya untuk mendinginkan suasana. “Masa iya hanya dalam hitungan hari,” imbunnya.

Baca juga : Nama Kabinet Perlu Diganti?

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu justru khawatir, jika reshuffle tidak ada. Sebab, publik akan menarik kesimpulan bahwa kemarahan presiden waktu itu hanya permainan politik belaka.

“Dan itu akan bahaya. Karena rakyat bisa tak akan percaya lagi ke pemerintah. Karena banyak kinerja menterinya yang jeblok. Tapi tetap diper tahankan,” pungkasnya.

Sebelumnya Jokowi sempat marah besar dalam sidang kabinet paripurna pada 18 Juni 2020, karena performa sejumlah menteri di tengah pandemi, tak seperti diharapkan. Sampai-sampai Jokowi menyebut soal rencana reshuffle.

Baca juga : Hari Ini, Lima Deputi Kantor Staf Presiden Dilantik

“Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran kemana-mana saya,” ucap Jokowi, dengan nada kecewa ketika itu. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.