Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 3,7 Guncang Kebumen, Jawa Tengah
- PSSI Proses Maarten Paes Buat Lawan Irak Dan Filipina
- Siang Ini, Rinov/Phita Jadi Andalan Raih Gelar Di Malaysia Masters 2024
- Trofi Coupe de France 2023/24 Persembahan Terakhir Mbappe Di PSG
- Malam Ini Final BRI Liga 1, Persib Patok Kemenangan Kandang
Mesti Pindah dari Kendaraan Pribadi ke Angkutan Umum
Menhub: Macet Ikut Bikin Ekonomi Mandeg
Rabu, 5 Agustus 2020 16:47 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kemacetan menjadi salah satu penyumbang mandeknya perekonomian nasional. Penilaian ini disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
BKS-sapaan akrab Budi Karya mengatakan, Indonesia memiliki beberapa wilayah aglomerasi perkotaan besar. Jabodetabek merupakan wilayah aglomerasi terbesar dengan jumlah penduduk lebih dari 33 juta jiwa.
Baca juga : Temui Pimpinan KPK, Erick Thohir Ngomongin Pemulihan Ekonomi Nasional
"Kebutuhan pergerakan mencapai lebih dari 88 juta setiap harinya. Dari angka tersebut, lebih dari 3,2 juta penduduk Jabodetabek melakukan commuting setiap harinya," ujarnya, dalam acara webinar Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Rabu (5/8).
Menurutnya, pergerakan tersebut harus dikelola dengan baik, agar masalah kemacetan teratasi. Apalagi, saat ini Jakarta masuk dalam kota dengan tingkat kemacetan 53 persen dan berada pada peringkat 10 kota termacet di Asia.
Baca juga : Tujuh Tips Aman di Angkutan Umum Saat Pandemi
Mantan Dirut Angkasa Pura ll ini menilai, kemacetan lalu lintas di perkotaan diidentifikasi sebagai salah penghambat pertumbuhan ekonomi. "Akibat kemacetan yang terjadi, peningkatan 1 persen urbanisasi di Indonesia hanya berdampak pada peningkatan 1,4 persen PDB per kapita. Selain itu kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta mencapai Rp 65 triliun per tahun," ungkapnya.
Persoalan utamanya adalah, masyarakat lebih banyak memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum. Untuk itu, perlu adanya shifting dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Baca juga : Hadapi Kenormalan Baru, Komunikasi Pemerintah Jangan Tumpah Tindih Dan Bikin Bingung
"Berdasarkan data tersebut, shifting dari penggunaan kendaraan pribadi ke penggunaan angkutan umum massal merupakan suatu keniscayaan. Pemerintah terus melakukan upaya untuk membangun infrastruktur transportasi angkutan umum massal perkotaan yang terintegrasi," ucapnya. KPJ
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya