Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Dikelola Dengan Hati-hati
Utang Bengkak Tapi Sehat
Sabtu, 16 Januari 2021 07:06 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir November 2020, menyentuh angka 416,6 miliar dolar AS atau Rp 5.858,30 triliun.
Utang tersebut terdiri dari utang sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) 206.5 miliar dolar AS dan utang sektor swasta (termasuk Badan usaha Milik Negara/BUMN) sebesar 210.1 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank indonesia (BI) Erwin haryono mengatakan, utang luar negeri Indonesia tumbuh 3,9 persen (year on year/yoy) pada November 2020.
“Pertumbuhan itu naik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 3,3 persen,” ujar Erwin dalam keterangan resmi BI, kemarin.
Baca juga : Warga Majene Diminta Hati-hati, Kemungkinan Ada Gempa Susulan
Menurut dia, peningkatan utang luar negeri di November 2020, terutama disebabkan oleh peningkatan penarikan neto utang luar negeri Pemerintah.
Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai utang luar negeri berdenominasi rupiah.
Untuk utang Pemerintah, BI mencatat posisi utang luar negeri mencapai 203 miliar dolar AS atau tumbuh 2,5 persen secara year on year. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan Oktober yang hanya 0,3 persen secara year on year.
Pertumbuhan utang itu, kata Erwin, salah satunya didorong kepercayaan investor yang terjaga, sehingga mendorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Serta penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca juga : Perempuan Lebih Banyak Kena Covid
Ada pun utang luar negeri sektor swasta mencapai 210,1 miliar dolar AS. BI mencatat, untuk swasta, utang luar negeri pada November kemarin tumbuh 5,2 persen secara year on year.
Itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,4 persen. Penurunan pertumbuhan utang itu dipicu perlambatan pertumbuhan utang luar negeri perusahaan bukan lembaga keuangan dari 8,3 persen menjadi 7,2 persen pada November 2020.
Selain itu, perlambatan juga dipicu utang luar negeri lembaga keuangan yang mengalami kon traksi 1,4 persen. “Dengan komposisi itu, utang luar negeri Indonesia sampai dengan saat ini masih tetap sehat,” ujar Erwin.
Hal ini tercermin dari rasio utang luar negeri yang masih terkendali di level 39,1 persen. Selain itu, kesehatan juga tercermin dari struktur utang luar negeri Indonesia yang 89,3 persennya berjangka panjang.
Baca juga : Jokowi Sehat Walafiat
Menurut Erwin, dalam rangka menjaga struktur utang luar negeri tetap sehat, BI dan Pemerintah akan terus berkoordinasi memantau perkembangan dan menerapkan kehatihatian dalam pengelolaan utang.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, meski utang luar negeri Indonesia mengalami peningkatan sepanjang pandemi, tingkat utang Indonesia masih lebih baik dibanding negara lainnya.
Sri menyebut, utang publik Amerika Serikat (AS) sudah di atas 100 persen. Jerman, China sampai India juga di atas 60 persen. Malaysia dan Singapura juga di atas 100 persen. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya