Dark/Light Mode

Yuk, Makin Waspada...!

Kini, Tiap Hari 400 Pasien Keluar-Masuk Wisma Atlet

Selasa, 26 Januari 2021 07:09 WIB
Pasien Corona meningkat, RS Darurat Wisma Atlet akan meningkatkan pelayanan kesehatan . 
Pasien Corona meningkat, RS Darurat Wisma Atlet akan meningkatkan pelayanan kesehatan . 

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyebaran virus Corona masih masif. Yang terinfeksi, kian banyak. Rumah sakit kewalahan. 

Setiap hari, 350 sampai 400 orang keluar-masuk Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet

Koordinator RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Mayjen TNI Dr dr Tugas Ratmono mengungkapkan, jumlah itu tercatat selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diberlakukan di DKI Jakarta dari 11 Januari hingga kemarin

“Rata-rata kalau di Wisma Atlet ini antara 350 sampai 400 pasien per hari yang masuk keluar,” ujar Tugas, dalam konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, kemarin. 

Jumlah pasien keluar-masuk per hari itu diprediksi masih akan sama pada pekan ini. Soalnya masih banyak penularan yang terjadi di masyarakat. Mengantisipasi hal ini, RSD Wisma Atlet akan meningkatkan pelayanan kesehatan. 

“Bagaimana mencegah, agar mudah-mudahan pasien-pasien ini tidak menjadi lebih berat lagi,” tuturnya. 

Baca juga : Belum Ngaku Kalah, Trump Muka Tembok

Hingga kemarin, tercatat tempat tidur yang terisi mencapai 77,63 persen, atau sebanyak 4.653 pasien dari total 5.994 tempat tidur yang tersedia di Wisma Atlet. 

Semua penghuninya merupakan pasien kiriman berbagai rumah sakit dan Puskesmas dari sejumlah wilayah di Jakarta. 

Jumlah ini turun dibandingkan pada Minggu (24/1), yang tingkat keterisian tempat tidur mencapai 84,02 persen. 

Ada 77 pasien pada hari itu yang dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Secara umum, angka kesembuhan pasien di Wisma Atlet meningkat hingga 86,5 persen. “Ini cukup tinggi,” imbuhnya. 

Kebanyakan, kata Mayjen Tugas, yang kini masuk ke RSD Wisma Atlet adalah pasien Covid-19 dengan gejala. Ini berbeda dengan awal pandemi, di mana pasien yang masuk ke sana mayoritas tanpa gejala. 

Semua pasien bergejala, ditempatkan di empat tower. Sementara pasien yang bergejala ringan, bergejala ringan dengan penyakit komorbid, dan pasien tanpa gejala (OTG) akan dialihkan ke tower 8 dan 9 yang berada di Pademangan. 

Baca juga : Libur Panjang, Anies Minta Waspadai Klaster Keluarga

“Ini koordinasi strategi yang sangat bisa membantu kami, untuk paling tidak, tidak mencapai angka yang lebih dari 80 persen,” tuturnya. 

Hal itu dilakukan supaya semua pelayanan teratasi dengan baik. Tenaga kesehatan juga tidak terbebani dengan jumlah yang sangat tinggi. 

Sementara pada periode yang sama, sudah ada 44 pasien meninggal dunia di Wisma Atlet. Meningkat dibanding sebelumsebelumnya yang hanya satu kematian per bulan. Tugas menyebut, kebanyakan yang meninggal adalah pasien dengan kondisi berat yang tidak mendapat tempat di rumah sakit rujukan karena kapasitasnya penuh. 

“Sebelum dirujuk, sudah meninggal,” imbuh jenderal bintang dua ini. Dia menegaskan, RSD Wisma Atlet sebenarnya dibangun hanya untuk keadaan darurat bagi pasien dengan gejala ringan dan sedang. 

Untuk pasien dengan gejala berat yang memerlukan perawatan khusus, harus dirujuk ke rumah sakit lain. RSD Wisma Atlet kini berupaya mengoptimalkan Intensive Care Unit (ICU), High Care Unit (HCU), dan Intensif Coronary Care Unit (ICCU) agar bisa menangani pasien dengan gejala berat. 

Selain itu, pihaknya juga akan melatih para tenaga medis. Upaya ini dilakukan untuk persiapan sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan. 

Baca juga : Pemprov DKI Hapus Surat Ijin Keluar Masuk Jakarta

“Sehingga betul-betul ini adalah suatu sirkulasi pelayanan, mulai yang ringan, sedang, sampai yang berat yang kita akan persiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit rujukan,” beber Tugas. 

Dia pun meminta masyarakat untuk tetap patuh dalam menerapkan protokol kesehatan, agar korban akibat Covid-19 tidak semakin bertambah. 

Saat ini, ketersediaan tempat tidur isolasi bagi pasien Covid19 di Jakarta tinggal 14 persen. Dari 8.055 tempat tidur isolasi Covid-19 yang saat ini tersedia, sudah terisi 6.954. 

Hal yang sama terjadi di ruang ICU. Dari total 1.097 tempat tidur ICU, sebanyak 921 di antaranya telah diisi. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menambah 1.941 tempat tidur isolasi dan 265 tempat tidur di ruang ICU. Dengan demikian, total tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 nantinya menjadi 9.996. Sementara total tempat tidur ICU nantinya berjumlah 1.362. [DIR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.