Dark/Light Mode

Work From Bali Disebut Bikin Covid Melonjak

Pak Luhut, Gimana Ini?

Rabu, 23 Juni 2021 07:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: ANTARA)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: ANTARA)

 Sebelumnya 
Intan mengakui, niat Luhut baik, yaitu membangkitkan ekonomi Bali yang babak belur karena pandemi. Namun, niat itu tanpa didasari perhitungan tepat. Alhasil, malah menambah angka penularan Corona.

Dengan kondisi sekarang, lanjut Intan, Bali harusnya ditutup. Apalagi bagi turis internasional. Sebab, varian Corona yang saat ini berkembang berasal dari luar negeri. Bukan malah mengundang pelancong datang ke Bali.

Baca juga : Kasus Covid DKI Melonjak, PN Jakpus Pertimbangkan Gelar Sidang Korupsi Daring

"Kalau bicara ekonomi, kita tidak bisa memilah. Dampak pandemi terhadap ekonomi sangat besar. Tapi kan anggaran kita besar, dari berutang. Harusnya bisa digunakan lebih baik untuk penanganan pandemi. Pemerintah harus extraordinary action," pinta politikus PAN ini.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra melihat, WFB sebagai kebijakan yang aneh. Hanya melihat dari sisi ekonomi, tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan.

Baca juga : Kasus Covid Melonjak, Kominfo Kembali Terapkan WFH

Kata Hermawan, dari perspektif kesehatan, seruan Luhut ini sangat berisiko. Mengingat, para ASN harus bergantian bekerja dari Bali, dan pulang ke tempat tinggalnya tanpa menyadari virus yang hinggap di tubuhnya. "Jadi, kalau ada fakta kebijakan ini meningkatkan penambahan kasus, harus dievaluasi total," pintanya.

Mendapat kritikan ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bereaksi. Katanya, kebijakan WFB diambil berbasis data, masukan dari sisi kesehatan, ekonomi, dan sektor yang meliputi pariwisata maupun ekonomi kreatif. Sehingga, jika dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, akan menjadi inovasi di tengah pandemi.

Baca juga : Work From Bali, Duitnya Nggak Ngucur Ke UMKM

Meski begitu, Sandi tidak mau ngeyel. Dia tidak menutup kemungkinan kebijakan WFB bisa berubah. Misalnya, data dua pekan lalu dan hari ini pasti berbeda. Sehingga kebijakan yang diambil pun belum tentu sama. "Kita menyesuaikan mengambil kebijakan berbasis data dan sains ini, yang diharapkan mengerti di tengah situasi ini," imbuhnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.