Dark/Light Mode

Di Laut China Selatan

China Mulai Rese Ke Kita

Kamis, 2 Desember 2021 08:58 WIB
Kapal China berpatroli di Laut China Selatan/Ilustrasi (Foto: AFP)
Kapal China berpatroli di Laut China Selatan/Ilustrasi (Foto: AFP)

 Sebelumnya 
Dalam surat terpisah, China juga memprotes latihan militer Garuda Shield yang sebagian besar berbasis darat pada Agustus lalu. Latihan tersebut melibatkan 4.500 tentara Indonesia dan Amerika Serikat. Padahal, program ini telah menjadi acara rutin sejak 2009. Menurut Farhan, ini merupakan protes perdana China terhadap program kerja sama militer tersebut.

Farhan melihat, Pemerintah hati-hati menyikapi protes China ini. "Para pemimpin Indonesia tetap diam tentang masalah ini untuk menghindari konflik atau pertikaian diplomatik dengan China," ujarnya.

Baca juga : PSG Vs Man City, Ramos Siap Jalani Debut

Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah enggan mengomentari isu tersebut. Alasannya, menjaga hubungan privasi antar-negara. "Saya tidak bisa mengkonfirmasi isi dari berita tersebut. Di sisi lain, komunikasi diplomatik, termasuk melalui nota diplomatik, bersifat tertutup," kata Faiz, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Badan Keamanan Laut (Bakamla) juga tak mau berkomentar mengenai hal ini. Saat dikonfirmasi, Kasubbag Humas Bakamla Letkol Mardiono Navy, malah menyarankan Rakyat Merdeka bertanya ke Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal). "Mohon maaf, hal itu silakan konfirmasi ke Dispenal saja," ujarnya.

Baca juga : RI Mau Hubungan Bilateral Dengan China Didasari Kepercayaan

Kepala Dispenal, Julius Widjojanto juga tak mau memberikan keterangan. "Sampai saat ini saya belum dapat info tersebut. Mohon berkenan ke Kemlu," imbuh Julius.

Lantas apa yang harus dilakukan Pemerintah terkait hal ini? Pengamat intelijen dan keamanan dari UIN Jakarta, Robi Sugara berharap, protes China ini dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia. Yaitu, dengan menjelaskan secara lengkap tentang batas-batas wilayah NKRI sesuai konvensi PBB. "Jadi meski hanya sebatas protes dari China, ini harus jadi momentum untuk Indonesia menjelaskan secara lengkap dan komprehensif," ujar Robi, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : KTT ASEAN-China Telurkan Lima Prioritas Kemitraan

Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) itu, Indonesia bakal kesulitan jika harus berhadap-hadapan dengan China. "Indonesia secara bargaining power tidak punya kekuatan untuk merespons secara keras. Kecuali yang paling elegan dengan hanya menjelaskan soal kepemilikan wilayah tersebut," pungkasnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.