Dark/Light Mode

Perdamaian Rusia-Ukraina

Gagal Maning Gagal Maning

Jumat, 11 Maret 2022 06:30 WIB
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (kanan) dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berjabat tangan selama pertemuan mereka di Antalya, Turki, Kamis, 10 Maret 2022. (Foto: Kementerian Luar Negeri Rusia melalui AP)
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (kanan) dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berjabat tangan selama pertemuan mereka di Antalya, Turki, Kamis, 10 Maret 2022. (Foto: Kementerian Luar Negeri Rusia melalui AP)

 Sebelumnya 
Namun, harapan perdamaian itu belum terealisasi. Setelah pembicaraan lebih dari satu jam, kedua negara belum menghasilkan kesepakatan damai. Dmytro Kuleba dari Ukraina keluar ruangan pertemuan dengan wajah tertekuk. Kepada wartawan, ia menyebut pertemuan dengan Rusia sangat sulit.

“Rusia tidak memiliki niat untuk berdialog, untuk menyelesaikan konflik,” kata Kuleba, seperti dikutip Reuters, kemarin.

Dia bilang, pertemuan itu tidak menghasilkan kemajuan sedikit pun. Bahkan dalam hal perundingan gencatan senjata di beberapa kota untuk mengevakuasi warga sipil.

Baca juga : Anis Matta: Indonesia Harus Siapkan Skenario Atasi Dampak Ekonomi

“Tampaknya ada pembuat keputusan lain untuk masalah ini di Rusia,” kata Kuleba, mengungkapkan rasa frustrasinya.

Dia pun menegaskan, Ukraina akan terus melakukan perlawanan dan tak akan menyerah dari serangan Rusia. Namun, ia masih berharap ada lagi pertemuan dengan format serupa untuk mencari solusi damai.

Sementara Lavrov lebih menekankan pembicaraan kedua negara saat di Belarusia. Sepertinya Rusia masih keukeuh dengan syarat yang diajukan dalam pertemuan sebelumnya.

Baca juga : Ukraina Dikadalin Amerika Cs

“Kami mendukung setiap kontak untuk menyelesaikan krisis Ukraina. Tetapi hal yang kami sadari adalah kontak tersebut harus memiliki nilai tambah dan tidak boleh merusak jalur utama di Belarusia,” kata Lavrov.

Dia mengatakan, topik utama pembicaraan di Antalya adalah masalah kemanusiaan yang diajukan oleh tuan rumah Turki.

Dalam perundingan sebelumnya, Rusia mengajukan tiga syarat untuk mengakhiri perang. Tiga syarat itu adalah Ukraina menjadi negara netral atau tidak menjadi anggota NATO, Ukraina mengakui wilayah Crimea yang dicaplok Rusia, serta mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk.

Baca juga : Harga Avtur Naik, Biaya Operasional Maskapai Membengkak

Sebelum mengakhiri pernyataannya, Lavrov bilang, Presiden Rusia, Vladimir Putin akan selalu membuka pintu dialog dengan Ukraina untuk meredakan konflik. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.