Dark/Light Mode

Negaranya Bangkrut, Istananya Diserbu Rakyat, Presiden dan PM Mundur

Sri Lanka, Pelajaran Untuk Kita

Senin, 11 Juli 2022 07:45 WIB
Warga Sri Lanka menduduki Istana Presiden. (Foto: AP)
Warga Sri Lanka menduduki Istana Presiden. (Foto: AP)

 Sebelumnya 
Bagaimana dengan PM Ranil? Awalnya, Ranil menolak desakan rakyat untuk mundur dari jabatannya. Penolakan Ranil itu tentu saja membuat rakyat yang sudah jengkel menjadi makin kalap. Puncaknya, massa kemudian mendatangi kediaman pribadi Ranil, lalu membakarnya. Setelah kejadian itu, akhirnya Ranil menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatannya. Keduanya berjanji akan mundur pada Rabu (13/7) mendatang.

Untuk diketahui, Sri Lanka yang mulai dilanda krisis sejak awal tahun lalu,  mencapai titik nadirnya awal Juli lalu. Negara yang berada di Selatan India ini, akhirnya bangkrut. Negara berpenduduk 22 juta ini, tak punya lagi devisa untuk mengimpor barang-barang pokok, BBM, gas, susu, bahkan tisu toilet. Pemerintah pun menghentikan penjualan BBM untuk umum.

Rakyat makin sengsara karena harga kebutuhan pokok meroket. Inflasi di sana mencapai 30 persen. Rajapaksa dianggap sebagai biang kerok krisis tersebut.

Baca juga : Massa Duduki Kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa

Tak hanya warga dunia, apa yang terjadi di Sri Lanka juga jadi sorotan warga di dalam negeri. Berbagai pihak, mulai dari politisi hingga rakyat biasa, rame-rame mengomentari gerakan people power yang terjadi di Sri Lanka. Karena banyaknya yang komentar, membuat kata kunci ‘Sri Lanka’ menjadi trending topic di Twitter.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menilai aksi menyerbu Istana itu lantaran pemerintah gagal mensejahterakan rakyatnya. “Buah dari negara salah urus,” cuit @fadlizon.

Senada disampaikan pengamat ekonomi dan politik, Anthony Budiawan. Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) ini menyebut, apa yang terjadi di Sri Lanka harus jadi pelajaran Indonesia. Ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Sri Lanka memang sudah meletup dalam beberapa pekan terakhir. Pemicunya adalah kondisi negara yang bangkrut. Imbas dari ketidakpuasan publik ini, sejumlah sekolah ditutup hingga penjatahan bensin dan diesel hanya untuk layanan penting.

Baca juga : Ditjen Otda: Pj. Gubernur Harus Pejabat Tinggi Madya

Kata dia, rakyat mempunyai hak penuh menurunkan presiden yang gagal dan menyulitkan kehidupan masyarakat. Ini merupakan hak Kedaulatan Rakyat, hak tertinggi dalam bernegara, sah menurut konstitusi. "Ini bukan pemberontakan, tapi kebangkitan rakyat melawan tirani," kata Anthony, di akun Twitternya, @Anthony Budiawan.

Menurut dia, people power adalah wujud melawan pemerintahan yang sewenang-wenang, wujud kebangkitan Kedaulatan Rakyat melawan diktator dan tirani. "Presiden seharusnya memenuhi tuntutan rakyat, mundur: bukan malah melarikan diri, karena akan terus dikejar," ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyampaikan hal serupa. Menurut dia, banyak pelajaran yang bisa diambil dari  Sri Lanka. Kata dia, pemerintah jangan sampai mengecewakan rakyat, terutama urusan ekonomi. Karena suatu saat rakyat bisa bergerak. "Bila ada yang lupa kekuatan rakyat, tengok Sri Lanka," ucapnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.