Dark/Light Mode

Fakta Forensik: Tak Ada Pemukulan

Sebut Amerika Cs Provokasi Kasus Mahsa Amini, Iran Tidak Tinggal Diam

Kamis, 20 Oktober 2022 07:37 WIB
Ilustrasi unjuk rasa kasus Mahsa Amini (Foto: Getty Images)
Ilustrasi unjuk rasa kasus Mahsa Amini (Foto: Getty Images)

 Sebelumnya 
Beberapa mekanisme hak asasi manusia (HAM) dan sejumlah negara menyebut aksi huru hara dan kerusuhan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum di Iran, sebagai aksi damai dan mendukung para perusuh.

"Tentu saja, tujuan politik mereka jelas bagi kami. Mereka ingin menjatuhkan Republik Islam Iran, dan memecah belah Iran," tutur Kedubes Iran.

Karena itu, Kedubes Iran menyarankan kepada berbagai mekanisme HAM, untuk menjaga ketidakberpihakan, keadilan dan profesionalisme mereka. Serta tidak terjebak dalam agenda politik beberapa negara tertentu. Karena Barat memiliki standar ganda terhadap berbagai isu.

"Misalnya, jika kerusuhan terjadi di Iran, bagi mereka baik dan tidak boleh ada konfrontasi. Tetapi, jika kerusuhan terjadi di Eropa, maka hal itu buruk dan harus ditangani," cetus Kedubes Iran.

Sejak beberapa hari pasca meninggalnya Mahsa Amini, aksi-aksi yang terjadi di berberapa kota di Iran berubah, dari aksi damai menjadi kerusuhan dan kehancuran.

Baca juga : Terlibat Kasus Narkoba, Irjen Teddy Terancam Dipecat

Sementara itu, beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat disebut telah mengambil tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma dan standar internasional. Kemudian komunitas internasional mulai campur tangan dan mendukung para perusuh. Secara terbuka, mencampuri urusan dalam negeri Iran.

Selain itu, Kedubes Iran juga menyebut, faktor eksternal lainnya seperti kelompok teroris dan jaringan asing berbahasa Persia, juga mengarahkan agen dan kapasitas mereka dalam gangguan ini, untuk mendukung mereka.

Para perusuh menggunakan jejaring sosial untuk mengorganisir diri dan melakukan tindakan destruktif. Dengan cara ini, mereka mengundang dan mendorong semua orang, untuk menghadapi aparat keamanan.

Selama kerusuhan yang merusak ini, banyak properti publik dan pribadi dibakar atau dijarah. Beberapa aparat penegak hukum dan orang-orang biasa kehilangan nyawa atau terluka.

Seperti yang dikatakan Pemimpin Agung Republik Islam, kerusuhan yang terjadi di Iran tak terkait dengan kematian Mahsa Amini, hijab, dan hak-hak perempuan.

Baca juga : Pegadaian Buktikan Produknya Sudah Dirancang Dengan Cermat

"Para musuh Iran, khususnya AS dan rezim Zionis Israel, hanya memanfaatkan alasan ini. Mereka mulai menciptakan kekacauan, dengan desain dan rencana yang berkelanjutan," ujar Kedubes Iran.

Dalam empat dekade terakhir, rakyat Iran disebut telah mengalami pelanggaran berat HAM oleh pihak Barat, dengan cara yang paling kejam.

Pengenaan sanksi kejam sepihak oleh Amerika Serikat dan 17 ribu korban teror, akibat aksi teroris kelompok-kelompok yang kini tinggal di safe havens Amerika dan Eropa, hanyalah dua contoh utama.

Negara-negara yang berada di garis depan dalam merencanakan atau menerapkan sanksi dan mendukung kelompok teroris, harus meminta maaf kepada bangsa Iran. Serta memperbaiki perilaku dan tindakan mereka.

"Sudah jelas, bahwa meninggalnya Mahsa Amini tidak diakibatkan oleh tuduhan pemukulan. Karena itu, sikap, posisi dan perilaku, Amerika Serikat, rezim zionis yang memprovokasi dan menciptakan kerusuhan di Iran, akan kami bawa ke pengadilan. Kami akan memperjuangkan hak-hak masyarakat," papar Kedubes Iran.

Baca juga : Bank Diminta Tak Asal Terima Restrukturisasi Perusahaan Tambang

Republik Islam Iran berkomitmen untuk melindungi hak-hak dasar dan kebebasan rakyatnya. Sesuai hukum dan tata tertib yang berlaku. Secara serius, Republik Islam Iran juga akan menindaklanjuti setiap pelanggaran atau pembatasan HAM masyarakatnya.

Dalam keterangannya, Kedubes Iran juga menanggapi sanksi Uni Eropa terhadap Iran yang baru-baru ini.

Mereka mengatakan, Uni Eropa kembali melakukan kesalahan kalkulasi, dengan mengambil tindakan tidak konstruktif, berdasarkan banyak informasi palsu. Dengan menjatuhkan sanksi yang tidak efektif terhadap Iran.

"Kerusuhan dan perusakan fasilitas publik tidak akan dibiarkan di negara mana pun di dunia, termasuk di Iran," pungkas Kedubes Iran. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.