Dark/Light Mode

Kantongi Izin Pake Pangkalan Militer PNG

AS Tekan Pengaruh China Di Indo Pasifik

Senin, 19 Juni 2023 06:40 WIB
PM Papua Nugini James Marape. (Foto Facebook / PNG off ice of the prime minister)
PM Papua Nugini James Marape. (Foto Facebook / PNG off ice of the prime minister)

 Sebelumnya 
Berdasarkan pakta keamanan terbaru, AS bisa mengerahkan pasukan dan kapal di enam pelabuhan dan bandara utama. Termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan fasilitas di Ibu Kota PNG, Port Moresby.

Dilansir AFP, Washington diberikan akses tanpa batas ke lokasi untuk memposisikan peralatan, suplai dan mate­rial, dan memiliki penggunaan eksklusif di beberapa zona.Pakta keamanan ini membuka pintu bagi Washington untuk membangun jejak militer baru di PNG, seiring dengan meningkatnya pengaruh China.

Pangkalan AL Lombrum di tepi barat daya Samudra Pasifik, di masa lalu telah digunakan sebagai garnisun pasukan Ing­gris, Jerman, Jepang, Australia dan AS. Akses yang diberikan bagi pasukan AS di Lombrum juga bisa digunakan untuk mem­perkuat fasilitas AS di Guam, yang dapat menjadi kunci jika terjadi konflik terkait Taiwan.

Baca juga : Luhut Ajak Kembangkan Digitalisasi Di Indonesia

Selama Perang Dunia Kedua, pangkalan itu adalah salah satu yang terbesar milik AS di Pas­ifik. Pangkalan itu bisa memuat 200 kapal, termasuk enam kapal perang dan 20 kapal induk yang digunakan untuk merebut kem­bali Filipina dari Jepang.

PM Marape mempertahankan kesepakatan dengan AS meski menuai berbagai protes dan kritikan.

“Kami telah membiarkan militer lemah dalam 48 tahun terakhir. Kedaulatan ditentukan oleh ketangguhan dan kekuatan militer,” ungkap Marape.

Baca juga : Teruskan Pembangunan, Tolak Politisasi Identitas

Sebelumnya, mantan PM PNG Peter O’Neill juga menyuarakan kekhawatirannya atas kesepakatan militer dengan AS. Dia menilai ini akan mengancam kedaulatan negara.

“Perjanjian itu melanggar kedaulatan Papua Nugini, khususnya Pasal 3 Perjanjian yang berkaitan dengan pemberian kekebalan kepada personel mi­liter AS selama menggunakan fasilitas militer,” ujarnya.

Sementara itu, peneliti di De­partemen urusan Pasifik Univer­sitas Nasional Australia, Stewart Firth, menilai bahwa sejauh ini PM Marape sadar kekuatan negaranya sangat lemah.

Baca juga : Dampingi UMKM, Ganjar Milenial Center Gelar Penyuluhan Sertifikasi Halal Di Mojokerto 

“Dia berharap keberadaan pasukan AS di negaranya mem­berikan manfaat bagi PNG. Keberadaan pasukan AS bisa menambah rasa percaya diri pa­sukan PNG,” ujar Firth.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.