Dark/Light Mode

Datang Diam-diam Ngarep Pengakuan

Pendukung Taliban Di Indonesia Kecil

Kamis, 27 Juli 2023 05:55 WIB
Tentara Taliban memberikan pengamanan kepada sejumlah perempuan yang mengantre saat pembagian makanan dari lembaga kemanusiaan di Kabul, Afghanistan, Selasa, 23 Mei 2023. (AP/ Ebrahim Noorozi)
Tentara Taliban memberikan pengamanan kepada sejumlah perempuan yang mengantre saat pembagian makanan dari lembaga kemanusiaan di Kabul, Afghanistan, Selasa, 23 Mei 2023. (AP/ Ebrahim Noorozi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perwakilan Pemerintah Taliban Afghanistan diam-diam melakukan lawatan ke Indonesia, pada awal Juli. Mereka menggalang dukungan politik dan ekonomi untuk mendapatkan pengakuan global dengan menemui politisi dan pebisnis di Tanah Air.

Dilansir Nikkei Asia, sumber Taliban menyebut, delegasi tingkat menengah Taliban mengunjungi Indonesia bulan ini untuk meningkatkan hubungan antara Afghanistan dan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia ini.

“Delegasi mengunjungi Indo￾nesia dan Malaysia, dan mencoba untuk meningkatkan hubungan dengan Afghanistan,” kata sumber itu, seraya menambahkan, kunjungan itu terjadi lebih dari seminggu yang lalu.

Kunjungan ini, menurut para analis, adalah upaya Taliban untuk mendapatkan dukungan pengakuan internasional dan menarik investasi asing ke Afghanistan untuk menopang ekonominya yang sedang sakit.

Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) memastikan kunjungan delegasi Taliban bukan lawatan resmi. Untuk diketahui, Indonesia belum melegitimasi pemerintahan Taliban Afghanistan yang berkuasa sejak Agustus 2021.

Baca juga : Petinggi Gerindra Bakal Hadiri Pelantikan Depimnas Prawiro Indonesia

“Menurut pemahaman saya, mereka berada di Jakarta secara tidak resmi untuk urusan internal dengan misi Afghanistan di sini,” kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah, kemarin.

Faizasyah mengatakan, kunjungan tersebut tidak dapat dianggap sebagai delegasi. Pasalnya, istilah delegasi bisa mengimplikasikan jenis formalitas tertentu.

Delegasi Taliban Kunjungi Indonesia

Namun juru bicara Kemlu Afghanistan Hafiz Zia Ahmad mengumumkan melalui cuitannya di Twitter, pada 14 Juli bahwa salah satu diplomat Afghanistan memimpin delegasi ke Indonesia. Dia bilang, delegasi tersebut melakukan pertemuan dan diskusi bermanfaat dengan beberapa pihak.

“Bertemu cendekiawan, politisi dan pengusaha di Indonesia untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi bilateral,” tulisnya.

Ahmad tidak menyebutkan siapa saja tokoh yang ditemui delegasi Afghanistan di Indonesia. Masih dalam cuitannya, dia juga menyebutkan, selama di Indonesia, perwakilan mereka juga bertemu dengan diplomat-diplomat dari Sri Lanka, Bangladesh dan Singapura.

Baca juga : IAIB Dorong Penguatan Peran dan Efektivitas Audit Intern Di Industri Jasa Keuangan

Pemerintah Taliban tidak diakui secara resmi oleh negara dan badan dunia manapun. Hanya sedikit negara yang memiliki perwakilan di Afghanistan. Hubungan Afghanistan dengan negara mayoritas Muslim ini selama ini didasarkan pada solidaritas keagamaan saja.

Pada 2018, Presiden Jokowi sempat mengunjungi Presiden Afghanistan saat itu, Ashraf Ghani, yang kemudian melarikan diri saat Taliban menguasai Kabul. Selanjutnya, Jakarta kembali membuka kedutaan besarnya di Kabul pada 2022. Setelah sebelumnya sempat ditutup, mengikuti pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

Sampai saat ini, tidak ada negara yang secara resmi mengakui rezim Taliban meskipun Afghanistan telah mengirim perwakilan ke sejumlah negara seperti China, Rusia, Qatar dan Pakistan.

Wakil Direktur dan Kepala Divisi Terorisme Asia Selatan Islamic Theology of Counter Terrorism yang berbasis di Inggris, Faran Jeffery mengatakan, Taliban percaya ada kelompok-kelompok Islam di negara-negara Muslim, termasuk Indonesia dan Malaysia, yang mau mendengarkan cerita dari sisi mereka.

“Mungkin mereka bisa meyakinkan masing-masing Pemerintah untuk mendukung Taliban,” ujar Jeffrey.

Baca juga : Memilih Pemimpin Berpengetahuan Geopolitik Dan Geostrategi Indonesia

Menurutnya, perjalanan perwakilan Taliban Afghanistan itu tidak hanya mendorong pengakuan rezim Taliban. Tapi mendorong negara-negara yang dituju untuk berinvestasi dan memberikan bantuan kepada rakyat Afghanistan.

“Taliban tidak terlalu menyoroti pertemuan ini, mungkin agar tuan rumah dapat menghindari rasa malu,” ujarnya.

Terpisah, Dosen Teologi dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta Muhammad Najih mengatakan, umat Islam di Indonesia sangat berbeda dengan Taliban. Dia bilang, mayoritas Muslim Indonesia, pada umumnya tidak setuju dengan konservatisme Taliban dalam cara mereka memperlakukan perempuan dan penggunaan kekerasan.

“Meskipun mungkin ada beberapa dukungan untuk Taliban di Indonesia, tapi itu sangat ke￾cil,” jelas Najih.

Pembatasan yang diberlakukan Pemerintah Taliban, khususnya terhadap kaum perempuan, hingga kini masih terus berlangsung. Terbaru, Taliban menutup salon kecantikan wanita. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.